MAKALAH
KEBUTUHAN GIZI DAN KONSEP GIZI SEIMBANG
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Gizi
dalam Kespro
KELAS
REGULER B TINGKAT 1
Widhia Lestari P17424311097
PRODI
DIII KEBIDANAN PURWOKERTO
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2011 / 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya serta karunia-Nya, sehingga
penulis akhirnya mampu menyelesaikan
makalah dengan judul “Kebutuhan Gizi dan Konsep Gizi Seimbang”.
Penulisan
makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Ibu Suparmi, S.Pd, S.SiT,
M.Kes. selaku ketua program studi DIII Kebidanan Purwokerto.
2.
Ibu Rusmini, S. Kep. Ns.
MH selaku sekretaris program studi DIII Kebidanan Purwokerto.
3.
Bp. Endo. selaku dosen pengampu mata kuliah Gizi dalam Kespro
KebidananPurwokerto.
4.
Kedua orang tua penulis
5.
Teman – teman reguler B
tingkat 1 prodi DIII Kebidanan Purwokerto.
6.
Seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mohon maaf karena faktor keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki penulis.
Kritik dan
saran penulis harapkan demi penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat
bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Purwokerto, Maret
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.. LatarBelakang ............................................................................................... 1
B.
Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya ........................................................................................ 3
B. Kesehatan Individu ........................................................................................ 3
C. Derajat Kesehatan Individu diKotadanDesa................................................... 4
D. Faktor - Faktor Budaya Individu yang Mempengaruhi
Derajat
Kesehatan Masyarakat ..................................................................... 5
E.
Contoh Budaya
Individu yang Dapat Mempengaruhi
Derajat
Kesehatan Masyarakat...................................................................... 8
F.
Cara Seorang
Bidan Menghadapi Masyarakat yang Tetap
Menjalankan
Budaya Individu yang Berdampak Buruk................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi pembangunan
bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan
masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan ber perilaku
hidup sehat. Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong agar
masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Manusia yang sehat
tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani. Sehingga tubuh sehat dan
ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit (Definisi Sehat WHO Tahun 1950). Semua aspek tersebut
akan mempengaruhi penampilan atau performance setiap individu, dalam melakukan
aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan
hal-hal yang produktif serta bermanfaat.
Kesehatan, pendidikan
dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu
berhak dan harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar
dapat hidup produktif, bahagia dan sejahtera.
Di dalam era
globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang gizi
yaitu: gizi buruk, anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang
Vitamin A (KVA) masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun masalah
gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar.
Itu karena standart
kecukupan gizi jarang diperhatikan oleh masyarakat. Kecukupan gizi adalah
rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan
fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat
memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis
kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Standart kecukupan
gizi di Indonesia masih menggunakan makro,yaitu kecukupan kalori (energi) dan
kecukupan protein. Di Indonesia belum diterapkan standart kecukupan gizi secara
mikro, seperti kecukupan vitamin dan mineral.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Makalahini disusun dengan tujuan untuk :
2.
Tujuan
khusus :
Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk :
a.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Gizi dalam Kespro.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar
Kecukupan Gizi
Standart kecukupan gizi secara
ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
·
Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan
kecukupan protein.
·
Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
1.
Kecukupan kalori (energi)
Energi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh
energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai
energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang
berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis,
senergi panas dan energi listrik..
Energi dalam tubuh digunakan untuk:
·
Melakukan pekerjaan eksternal;
·
Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang
masih tumbuh;
·
Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa
baru.,
Macam-macam
makanan tidak sama banyaknya dalam menghasilkan energi,padahal manusia harus
mendapatkan sejumlah makanan tertentu setiap harinya yang menghasilkan
energi,terutama untuk mempertahankan proses kerja tubunya dan menjalankan
kegiatan-kegiatan fisik.Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang
dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.
Langsung
Pengukuran
atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan dengan menggunakan
alat yang disebut bomb calorimeter.Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat
ditentukan atau diukur sejumlah kalori(untuk energi) yang dihasilkan zat
makanan.Satu kalori adalah merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk
menaikan suhu 1 liter air sebanyak 1oC
b.
Secara tidak langsung
Pengukuran
atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan atau bahan makanan
melalui ustu penguraian kimiawi (analisa),denga pertama- tama di tentukan
terlebih dahulu karbonhidratya, lemak , dan protein.
Penentuan kebutuhan kecukupan Energi
Cara-cara menentukan kebutuhan
energi (kalori)
·
Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB (Kg)/ TB(cm)-100X100 %
BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
Dimana dengan ketentuan:
1.Kurus jika RBW < 90 %
2. Normal jika RBW = 90-100 %
3. Gemuk jika RBW >110 % atau
-<120 %
4. Obesitas ringan RBW 120-130 %
5. Oesitas sedang RBW > 130-140 %
6. Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi) perhari
1.Orang kurus BB x 40-60 kalori
2.Orang normal BB x 30 kalori
3.Orang gemuk BB x 20 kalori
4.Orang Obesitas BB x (10 x15)
kalori
Kalori di atas harus ditambah dengan
kalori untuk kegiatan pregnansi dan laktasi. Kalori untuk
orang hamil ditambah 100 kalori (tri semester I),ditambah 200 kalori (tri
semester II), ditambah 300 kalori (tri semester III).
Bagi yang menyusui / laktasi ditambah 400 kalori per
hari.kelemahanya bila menggunakan teori RBW adalah jenis kelamin dan umur tidak
di akomodasikan .
Energi BMR (basal metabolisme rate)
Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan
proses kerja atau proses faal dalam tubuh dalam kondisi Resting Bed (berbaring
istirahat di atas tempat tidur).
Determinasi Efektif Energi
Determinasi efektif adalah cara penelusuran yang
efektif untuk menentukan kebutuhan energi per hari yang dibutuhkan
seseorang.Determinasi efektif energi yang diambil oleh:
1. Pengawasan berat badan dan pengaturan-pengaturan
energi yang sesuai
2 Penyesuaian energi digunakan jika beratnya memenuhi
3. Mneghitung energi seperti berikut:
a.) mengunakan formula Haris-Beneditc (BBE) untuk dua
puluh empat jam didasarkan usia jenis kelamin dan ukuran pada individu dengan
berat badan ideal sekitar1 kalori/kgjam x 24 jam.
b). Tambahan aktivitas seperti presentasi BBE sebagai
berikut:
Tidak melakukan aktifitas ……………………… 20 %
Tenag…………………………………………….. 30 %
Aktifitas…………………………………………… 50-75 %
c). Penambahan dari 10 % dari hasil total untuk efek
pada makanan , hasilya adalah totoal energi yang di perlukan dengan criteria:
Tidak aktif = kalori 10-12 kalori/ bb
Aktif = kalori 13-15 kalori/bb
Sangat aktif = kalori 16-20 kalori/bb
4. Metode yang lain untuk menunjukkan tingkat
kegemukan perlu mengurangi 500-750 kalori dari energi total kebutuhan
sehari-hari, untuk orang yang sangat gemuk dikurangi 1000 kal/hari.
5. Energi yang dibutuhkan anak-anak antara 36-45 kal
/1b
Remaja laki-laki = 20-36 kal/1b
Remaja wanita = 15-20 kal /1b
Menurut Sawer Wein., menyatakan dengan rumus
BMR = 660 + (13,7) + (1,5 x 1) – (6,8 x a)….untuk
laki-laki
BMR = 653 + (9,6 x w) + (1,7 x 1) -(4,7 x a)…untuk
wanita
Dengan: BMR =Produk panas dalam 24 jam (kalori)
W = berat badan (kg)
L = tinggi badan (cm)
A = usia (th)
2.1.2 Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu
sama yang lain saling mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan
oleh dua hal pokok berikut:
- Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal ) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.
- Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi , stress dan sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari
kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalu air seni,
kotoran(feses) dan kulit. Dari penelitian -penelitian diperoleh suatu formula
yang di kenal dengan cara factorial (factorial method) untuk memperoleh
angka kebutuhan protein sebagai berikut:
R =(U b + F b S + G) x 1,1
Keterangan
R = kebutuhan nitrogen per kg berat badan sehari
Ub= Kehilangan nitrogen basl melalui
air seni per kg berat badan sehari
Fb = Kehilangan nitrogen basal melalui
kotoran per kg sehari
S = Kehilangan nitrogen melalui kulit per kg berat badan
sehari
G = Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per kg sehari
1,1 = tambahan 10 % untuk safety margin
Kehilangan nitrogen basal melalui air seni
Pengeluaran nitrogen melalui air seni ,keadaan ini
melalui atau berhubungan dengan basal metabolisme. Dari penelitian tersebut
ditentukan dengan radio 2 mg nitrogen per basal kalori dapat diterima dan angka
kehilangan nitrogen air seni sebesar 46 mg nitrogen per kg berat bdan terhadap
orang dewasa laki-laki. Basal metabolisme rate per kg berat badan pada wanita
lebih rendah dari laki-laki.kehi-langan nitrogen lewat air seni terdapat lebih
rendah pada wanita dibandingkan laki-laki. Pada bayi umur 6 bulan pengeluaran
nitrogen lewat air seni ditemukan 36 mg per kg berat badan.
Kehilangan nitrogen basal melalui feses
Para ahli FAO menganjurkan angka 20 mg per kg berat
badan untuk kehilangan nitrogen melalui feses.Dari penelitian -penelitian yang
dilakukan angka kehilangan nitrogen lewat feses berkisar antara 9-23 mg per kg
berat badan dengan rata-rata 12 mg per kg berat badan untuk orang laki-laki 9
mg nitrogen per kg berat badan.Untuk anak-anak rata-rata 31 mg nitrogen per kg
berat badan. Pada bayi umur 6 bulan kebawah kehilangan nitrogen melalui 8 feses
20 mg per kg berat badan.
Kehilangan nitrogen melalui kulit
Kehilangan nitrogen lewat kulit dal;am praktik dapat
diabaikan namun kemudian dilaporkan bahwa kehilangan tersebut sebesar 5 mg per
kg berat badan pada orang dewasa laki-laki.pada wanita mencapai 3,6 mg per kg
berat badan
Faktor lingkungan dan iklim berpengaruh terhadap
banyak sedikitnya nitrogen yang hilang lewat kulit terutama melalui air
keringat.
Kecukupan vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat
cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan pangan hanya terdapat
vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang
berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin
(Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Kecukupan mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan
Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral.
Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan
pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci
dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium,
Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari
unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai
cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari
makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut
unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan
yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink,
kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah
diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan Torres (1971) yang menadakan
penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi
|
% Penyerapan
|
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati
|
1 %
6 %
3 %
11 %
13 %
|
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh
dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat
penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan
dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar
gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya.
Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi.
Karenanya defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah
gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat
badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak
samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan
menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan
Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral.
Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan
pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci
dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium,
Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari
unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai
cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari
makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut
unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan
yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink,
kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah
diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan Torres (1971) yang menadakan
penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi
|
% Penyerapan
|
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati
|
1 %
6 %
3 %
11 %
13 %
|
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh
dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat
penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan
dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar
gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya. Frevalensi
pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya
defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat
badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak
samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan
menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.
B.
Standart kecukupan
gizi pada masing-masing kelompok usia pertumbuhan dan pada keadaan fisiologis
tertentu.
Bagi makhluk
hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting bagi kesehatannya.
Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat menyeababkan kita
sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan penyakit. Dalam
konteks islam sebagai agama samawi yang membawa misi rahmatan lilalamin sangat
memperhatikan makanan pemeluknya. Ajaran manusia harus makan dapat kita jumpai
pada surat al-anbiya ayat 8, Al A’raaf: 19, Al Baqarah: 35, Yasin: 33, 57, dan
lain sebagainya. Sedangkan anjuran makan makanan yang halan dan thoyyibah, kita
jumpai dalam beberapa ayat diantaranya adalah Al Baqarah: 168, Al Maidah;88,
dan An Nahl:144. Makna thoyyiban tidak saja menyangkut bahwa makanan tersebut
adalah baik dari segi cara memperolehnya, tetapi punya makna dapat mendukung
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang memakannya. Rasulullah Muhammad
SAW sendiri telah memberikan ciri khas musl;im tentang makan, yang arti
bebasnya diantaranya adalah:
- Kami ini adalah suatu kaum yang tidak makan kecuali lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
- Orang kafir itu makan untuk 7 perutnya sedangkan orang mukmin makan untuk satu perutnya.
- Dan jangan kau gapai makanan kecuali yang ada di hadapanmu.
Islam
sendiri telah memberikan konsep ketahan pangan (makanan) baik secara kualitas
maupun kuantitas dalam komunitas mikro. Setiap muslim dalam komunitas mikro
mendapatkan amanah untuk senantiasa menjaga ketahanan pangan (makanan) anjuran
dalam memperbanyak kuah dalam memasak sayur yang kemudian daiantar
ketetangganya, celaka bagi seseorang yang dapat tidur lelap, sedanbgkan
tetangganya tidak dapat tidur karena kelaparan, merupakan beberapa contoh bahwa
islam sangat peduli bagi ketahanan pangan (makanan) pada komunitas mikro.
Pemerintah
indonesia sendiri juga telah banyak melakukan usaha untuk menuingkatkan
keamanan pangan dan status gizi masyarakat. Banyak kegiatan UPGK (Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga) telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Namun demikian
masih cukup banyak kelompok yang rentan gizi yang lebih cenderung kepada
kekurangan gizi (defisiensi gizi, under nutrions)daripada kelebihan gizi (over
nutrion). Kelompok tersebut adalah:
- Bayi
- Anak balita
- Anak sekolah
- Remaja
- Ibu hamil
- Ibu menyusui, dan
- Lanjut usia
Dari ketujuh
kelompok rentan gizi tersebut yang dapat perhatian khusus pemerintah adalah Ibu
hamil atau menyusui dan BALITA. Hal ini dimaksudkian agar terlahir generasi
yang potensial yang pertumbuhannya, perkembangan, dan kesehatannya tidak
terganggu oleh asupan gizi yang kurang.
2.2.1 Standart kebutuhan gizi untuk masa balita
Di indonesia
kelompok anak BALITA menunjukkan prevalansi paling tinggi untuk menderita KKP
dan devensiasi vitamin A serta anemia devensiasi gizi Fe.kelompok umur ini
sulit di jangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan
lainya,karena tidak dapat sendiri ke tempat pelayanan gizi dan
kesehatan.perbaikan gizi kelompok BALITA,program PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).Di taman BALITA diadakan
upaya rehabilitasiderita KKP dan melatih para ibu dan mereka yang bertanggung
jawabatas pengurusan BALITA di dalam keluarga,bagaimana mengurus dan memasak
serta menyediakan makanan bergizi untuk anak BALITA.proyek PMT berupa pemberian
makanan bergizi suplemen pada makanan anak BALITA yang biasa dikomsumsi untuk
terapi dan rehabilitasi anak-anak yang kondisi gizinya tidak
memuaskan.kegiatan-kegiatan diatas terutama ditujukkan pada masyarakat yang
kurang mampu.sedangkan progam UPGK merupakan upaya pendidikan terpadu untuk
menigkatkan produksi bahan makanan bergizi di lahan pekarangan sekitar
rumah,dipergunakan untuk komsumsi menigkatkan kondisi kesehatan keluarga.
Untuk menjamin pertumbuhan,perkembangan,dan kesehatan
BALITA,maka perlu asupan gizi yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan RI untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan 1,5
mangkok nasi (@ 200g) atau padananya,0,5 ikan (50g) atau padananya,2 tempe (@
25 g) atau padanannya, semangkok sayur (1000g),seiris buah pepaya (100 g) atau
padanannya,dan segelas susu (200 ml) Bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan 2
mangkok nasi (@200g) atau padanannya,1 ikan (50 kg) atau padananya 3 tempe
(@25g) atau padanannya ,i,5 mangkok sayur (100 g) ,2 iris buah pepaya(@100g)
atau padanannya, dan segelas susu (200 ml).Asupan gizi tersebut akan menjamin
tercukupinya kebutuhan kalori untuk BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari
dan kebutuhan protein untuk BALITA antara 16-20 g/anak /hari.
Standart kebutuhan gizi untuk masa remaja.
Masa remaja
merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini
terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi
dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah.
Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi
pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya
penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan
kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja
menderita/mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain
Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar
antara 40%-88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara
30%-40%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui
faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya
penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.
Metodologi :
Analisis didasarkan pada data dari studi dengan rancangan potong lintang yang
berasal dari studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 dan data SUSENAS 2002.
Sampel dalam analisis ini adalah remaja umur 10-19 tahun yang mempunyai data
lengkap yang diperlukan. Anemi ditentukan dengan metode hemoque, dan digunakan
batasan anemi menurut umur dari WHO. Gizi kurang atau kurus ditentukan dengan
batasan BMI menurut umur dari WHO dengan batas kurus < 5 percentile.
Faktor yang
menjadi variabel independen dalam analisis ini masing-masing terdiri dari 15
variabel yaitu : pendidikan, umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal,
aktifitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman keras, kebiasaan
sarapan pagi, konsumsi obat modern, konsumsi obat tradisional, kecukupan
konsumsi energi, sakit diderita satu tahun lalu, keluhan sakit satu bulan lalu
dan anemi maupun IMT.
Untuk
analisis lanjut, variabel kandidat dipilih berdasarkan analisis bivariat dengan
nilai p < 0,05. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mendapatkan
secara bersih hubungan variabel dependen dan independen, sehingga diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi anemi maupun gizi kurang/kurus pada remaja.
Hasil :
Prevalensi anemi pada remaja sebesar 25,5 % dengan rincian laki-laki 21 % dan
30 % pada perempuan. Prevelensi lebih besar di perdesaan (27 %) dibanding di
perkotaan 22,6 %. Prevalensi gizi kurang dengan IMT < 5 persentil, sebesar
17,4 % dengan rincian 20, 7 % pada laki-laki dan 14,1 % pada perempuan.
Prevalensi kurus lebih tinggi di perdasaan (18,7 % ) dibandingkan di perkotaan
(15,4 %). Gambaran gaya hidup yang diwakili oleh 7 variabel, menunjukkan 88,71%
responden menggunakan waktunya beraktifitas dengan aktif.
Kebiasaan
merokok ditemukan pada sekitar 10% dari responden, sedangkan konsumsi minuman
keras 1,2%. Umumnya responden telah terbiasa melakukan sarapan pagi (94%).
Kecukupan energi yang berasal dari beras menunjukkan hanya sebanyak 38,3%
remaja mengkonsumsi > 70% dari kecukupan yang dianjurkan. Status kesehatan
dalam analisis ini diwakili dua variabel yaitu sakit yang diderita 1 tahun lalu
dengan jumlah 7 % dan dan keluhan sakit 1 bulan lalu dengan jumlah 40 %.
Hasil
analisis pada variabel dependen anemi menunjukkan dari 4 variabel sosial
ekonomi dan demografi, didapat 3 variabel yang dapat menjadi kandidat untuk
analisis multivariabel (p < 0,25) yaitu pendidikan, jenis kelamin dan
wilayah. Umur secara teori termasuk variabel yang berpengaruh, sehingga
walaupun dalam analisis bivariat tidak memenuhi kriteria sebagai variabel
kandidat, namun dalam analisis lebih lanjut dimasukkan sebagai variabel kandidat.
Dari keempat
variabel, faktor resiko menjadi anemi hampir sama, kecuali jenis kelamin pria
yang resiko menjadi anemi hanya 0,6 kali dibanding perempuan. Dari ketujuh
variabel gaya hidup, 3 variabel diantaranya memenuhi syarat menjadi variabel
kandidat dalam analisis regresi logistik ganda anemi yaitu merokok, kebiasaan
sarapan pagi dan kecukupan konsumsi energi.
Responden
yang merokok mempunyai risiko 1,35 kali lebih tinggi menjadi anemi dibanding
yang tidak merokok. Dari 3 variabel status kesehatan, kesemuanya memenuhi
syarat menjadi variabel kandidat. Sakit yang diderita satu tahun menimbulkan
resiko anemi sebesar 1,4 kali pada responden yang sakit, keluhan sakit 1 bulan
lalu memberi risiko 1,2 kali dan responden yang kurus mempunyai resiko menjadi
anemi sebesar 1,4 kali.
Untuk
analisis bivariat dengan variabel dependen IMT, variabel sosial ekonomi dan
demografi diwakili oleh 4 variabel yaitu pendidikan, jenis kelamin, umur yang
dikategorikan dan wilayah.
Dari 4
variabel ini umur remaja menengah (14 – 16 tahun) mempunyai resiko paling
tinggi yaitu 4 kali menjadi kurus, selain itu juga tingkat pendidikan.
Responden dengan tingkat pendidikan tidak sekolah mempunyai resiko 3 kali lebih
besar untuk menjadi kurus dibanding responden dengan berpendidikan. Jumlah
responden yang tidak berpendidikan sangat kecil (1,3%), karena itu dalam
analisis multivariate dikelompokan dengan responden yang tingkat pendidikannya
tidak sesuai umur. Sedangkan pada variabel dependen IMT dari 7 variabel gaya
hidup didapat 2 variabel yang dapat menjadi kandidat yaitu, kebiasaan merokok
dan kebiasaan minum minuman keras.
Pada orang
yang merokok mempunyai risiko menjadi kurus 2 kali lebih besar dibanding yang
tidak merokok. Pada variabel dependen IMT, didapat 2 variabel kandidat yaitu
sakit satu bulan lalu dengan risiko kurus 1,3 kali dan pada penderita anemi
risiko menjadi kurus 1,4 kali.
Dari 10
variabel kandidat pada regresi logistik ganda, dihasilkan model dengan 8 faktor
determinan anemi yaitu pendidikan, jenis kelamin, wilayah, kebiasaan sarapan
pagi, kecukupan energi, sakit yang diderita satu tahun, keluhan sakit satu
bulan lalu dan kurus/IMT.
Setelah
dilakukan interaksi dan konfounding ternyata didapatkan variabel yang masih
sama. Model yang dipilih mempunyai signifikansi likelihood model sebesar 0,0000
yang berarti sangat erat hubungannya. Dari nilai persen klasifikasi benar,
didapat nilai 74,5% yang berarti variabel-variabel tersebut dapat menduga
risiko anemi sebesar 74,5% persis ketepatannya. Dari 8 variabel kandidat yang berhubungan
secara bermakna dengan IMT, dilakukan analisis regresi logistik ganda lebih
lanjut terpilih 5 variabel yaitu kebiasaan minum minuman keras, sakit 1 bulan
lalu dan anemi serta jenis kelamin yang berinteraksi dengan umur dan keluhan
sakit 1 bulan lalu. Model awal terpilih mempunyai signifikansi likelihood model
sebesar 0,0000 yang berarti sangat erat hubungannya. Nilai persen klasifikasi
benar 82,57%.
Kesimpulan :
Hasil analisis Regresi Logistik Ganda dengan variabel dependen anemi didapat
model awal dengan 8 faktor determinan anemi yaitu pendidikan, jenis kelamin,
wilayah, kebiasaan sarapan pagi, kecukupan energi, sakit yang diderita satu
tahun, keluhan sakit satu bulan lalu dan kurus/IMT. Sedangkan pada analisis
Regresi Logistik Ganda dengan variabel dependen IMT didapat , model dengan 5
variabel yaitu kebiasaan minum minuman keras, sakit 1 bulan lalu dan anemi
serta jenis kelamin yang berinteraksi dengan umur dan keluhan sakit 1 bulan
lalu.
Standart kebutuhan gizi masa dewasa.
Jumlah
kebutuhan energi seseorang pada dasarnya berbeda tergantung pada umur, jenis
kelamin, berat badan, dan aktifitas seseorang. Sebagai contoh, seseorang
laki-laki dewasa (20 – 59 tahun) dengan barat badan 62 kg, tinggi 165 cm dan
aktifitas sedang membutuhkan energi kurang lebih 3000 kilo kalori, sedangkan
bila wanita dewasa berat 54 kg tinggi 156 cm dengan aktifitas sedang
membutuhkan 2250 kilo kalori. Apabila orang yang sama dengan aktifitas lebih
berat, maka kebutuhan bagi laki-laki sebesar 3600 kilo kalori dan wanita 2600
kilo kalori.
waktu
|
Jenis Hidangan
|
Ukuran
Rumah Tangga Untuk
|
||
2500
kilokalori
|
2000
kilokalori
|
1700
kilokalori
|
||
Pagi
|
Nasi
|
2 sendok
nasi
|
2 sendok
nasi
|
1 sendok
nasi
|
Daging
bumbu semur
|
1 potong
|
1 potong
|
½ potong
|
|
Tumis
kacang panjang + tauge
|
½ mangkok
|
½ mangkok
|
½ mangkok
|
|
Teh manis
|
1 gelas
|
1 gelas
|
1 gelas
|
|
10.00
|
Bubur
kacang hijau
|
1 gelas
|
1 gelas
|
1 gelas
|
Siang
|
Nasi
|
3 sendok
nasi
|
2 sendok
nasi
|
1½ sendok
nasi
|
Ikan goreng
|
1 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
|
Tempe
bacem
|
2 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
|
Lalap
|
½ mangkok
|
½ mangkok
|
½ mangkok
|
|
Sayur asem
|
1 mangkok
|
1 mangkok
|
1 mangkok
|
|
Sambal
tomat
|
1 sendok
makan
|
1 sendok
makan
|
1 sendok
makan
|
|
Nenas
|
1 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
|
16.00
|
Buah
|
-
|
-
|
1 potong
|
Malam
|
Nasi
|
3 sendok
makan
|
2 sendok
makan
|
1½ sendok
makan
|
Pepes ayam
|
1 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
|
Tahu
balado
|
1 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
|
Sayur
bening bayam + jagung muda
|
1 mangkok
|
1 mangkok
|
1 angkok
|
|
Pepaya
|
1 potong
|
1 potong
|
1 potong
|
- Standart kebutuhan gizi untuk ibu hamil.
Proses
kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam
kehamilanterjadi proses pertumbuhan bayi,dan proses penyesuaian fisiologik dan
metebolisme selama kehamilan.Dalam masa kehamilan.,berat badan seorang ibu
dapat bertambah sekitar 11-13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin
(rata-rata 3,4 kg), jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5
kg), volume darah (1,5 kg), air ketuban (2,9 kg), dan lain-lain. Peningkatan
berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohodrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air.
Menurut
informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting bagi
ibu hamil adalah sebagai berikut:
Tabel
kebutuhan gizi ibu hamil
Bahan gizi
|
Kebutuhan
|
||
Trisemester
I
|
Trisemester
II
|
Trisemester
III
|
|
Kalori
(karbohidrat, dan lemak)
|
2140
kalori
|
2200
kalori
|
2020
kalori
|
protein
|
75 g
|
75 g
|
70 g
|
kalsium
|
1,1 g
|
1,1 g
|
1,0 g
|
besi
|
13 g
|
14 g
|
13 g
|
Anemia defisiensi besi
Tidak
terpenuhi bahan gizi penting tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
ibu hamil. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan gizi yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Anemia ini dapat dicegah dengan
suplementasi besi. Jenis anemia lain dapat disebabkan dengan defisiensi asam
folat dan vitamin B12.
Toksemia
Penyakit ini
banyak diderita oleh ibu hamil dari golongtfan ekonomi rendah. Penyakit ini
dicirikan dengan tekanan darah tinggi, protein mulia, dan kenaikan berat badan
yang berlebihan karena retensi cairan. Pada penyakit ini semua organ tubuh
terlibat termasuk hati, ginjal, otak, dan jantung. Ada pasien yang terken
penyakit ginjal parah dan ada juga yang menderita penyakit otak. Jika
penyakit-penyakit ini tidak ditanggulangi, dapat mengakibatkan koma, kejang,dan
bahkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah dengan menkonsumsi protein yang
cukup.
Kehamilan beresiko tinggi
Pertumbuhan
kerdil dalam kandungan dan bayi yang terlalu kecil sudah lama sebagai penyakit
akibat kemiskinan. Selain bayi prematur yang lahir dalam usia kandungan lebih
muda, dikenal juga bayi yang cukup umur tetapi tidak dapat cukup gizi dari
plasenta. Bayi-bayi yang terlalui kecil ini (dibawah 2 kg bobot lahir)
merupakan akibat nzat gizi yang kurang.
Diabetes mellitus
Jika
konsumsi gula berlebihan, maka ibu hamil dapat menderita diabetes mellitus
(penyakit kencing manis). Sebagian besar ibu hamil yang menderita diabetes akan
sembuh dari penyakitnya, tetapi ada beberapa yang penyakitnya menjadi permanen.
Untuk menjamin
keseshatan ibu hamil dan pertumbuhan atau perkembangan janin makan perlu asupan
gizi yang cukup. Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan oleh
departemen kesehatan RI untuk ibu yang hamil membutuhkan 4 mangkok nasi (@ 200
g) atau padanannya, 2 ikan (50 g) atau padanannya, 4 tempe (@25 g) atau
padanannya 3 mangkok sayur (100 g), dua iris buah pepaya (100 g) atau
padanannya, dan segelas susu (@200 ml).
Standart kebutuhan gizi ibu menyusui
Menyusui
anak sangat di anjurkan baik dari segi kesehatan maupu Agama. Islam sanagat
menganjurkan agar ibu-ibu muslimah menyempurnakan susuanya selama dua tahun
,jika ingin menghentikan susuanya maka hendakalah ia bermusyawarah dengan
suaminya untuk menentukan ibu susuanya untuk menentukan ibu susuan pengganti lainya.seseorang
ibu yang menyusui memerlukan 2700-3000 kalori setiap harinya.cadangan lemak
setiap hari akan mensuplai 200-300 kalori perhari.ibu yanh hamil harus banyak
menkomsumsi sumber protein (daging ,keju, telur, dan susu) agar Asi
berkualitas.Asi yang berkualitas dapat menyediakan asam amino bagi bayi.Asi
merupakan makanan utama yang ideal untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikologik bayi,merupakan satu-satunya jenis pangan atau cairan yang perlu
diminum oleh anak manusia dalam waktu empat samapai dengan enam bulan pertama
kehidupanya.Asi memiliki unsur-unsur seperti kalsium dan zat besi sehingga bayi
yang di beri Asi hampir tidak mengalami Anemia .bayi yang di beri asi dapat
bermanfaat terhadap pertumbuhan jaringan otaknya,dan tahan terhadap flu,brokitis
,pneumonia,diare karena Asi mengandung macropages yaitu zat penagkal peyakit
seperti imunoglubilin,protein yang kaya vitamin B12 (asam folat),Asi juga
mengandung antibodi ,butir-butir darah putih yang melindungi bayi.
Asam amino
|
Kebutuhan yang di anjurkan (mg/gprotein)
|
Kandungan dalam ASI
(mg/g protein)
|
Histidin
|
14
|
26
|
Isoliusin
|
35
|
46
|
Leusin
|
80
|
93
|
Metionin dan sistin
|
29
|
42
|
lisin
|
52
|
66
|
Finilananin dan tirosin
|
63
|
72
|
Ttreonin
|
44
|
43
|
Valin
|
47
|
55
|
Jumlah
|
364
|
443
|
Jika asupan
ibu hamil kurang, maka ibu hamil dapat terserang peyakit kekurangan kalori
protein (KKP) baik yang berupa marasmus dan khawisiokhor
Untuk
menjamin kesehatan ibu menyusui dan pertumbuhan/ perkembangan bayi maka perlu
asupan gizi yang cukup.menurut anjuran makanan satu hari yang Dikeluarkan oleh
departemen Kesehatan RI untuk ibu yang menyusui membutuhkan 5 mangkok nasi (@
200 g) atau padanannya , 2 ikan (50g) atau padananya tempe (@ 25 g) atau
padanannya,3 mangkok sayur (100 g), dua irs buah pepaya (100 g) atau
padanannya,dan segelas susu (200 ml.)
- Gizi bagi orang yang berpuasa
Dalam sebuah
hadits yang siriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Hurairah ,Rasulluloh SAW
bersabdah:Shuumuu taskhikhuu (Berpuasalah,niscaya kamu sehat) Dri hadits ini
kita bisa menagkap adanya satu kiat untuk sehat yaitu dengan berpuasa.puasa
rhomadon yang disayariatkan melalui surat Al- Baqarah ayat 183 mempuyai hikmah
yang luar biasa, baik hikmah dari dimensi ritual, mental spiritual,sosial, dan
kesehatan serta hikmah dari dimensi-dimensi yang lainya. Hikmah puasa dari
dimensi kesehatan merupakan hikmah yang selalu kita bisa rasakan jika kita
mampu berpuasa sesuai yang di contohkan oleh Rasullulloh SAW. Berpuasa sesuai
dengan tuntunan rasulluloh merupakan modal besar bagi di perolehanya hikmah
puasa dari dimensi kesehatan. Anjuran meyegarakan berpuasa dengan makanan yang
manis-manis, mengakhirkan waktu sahur, dan tidak lapar kecuali telah lapar dan
akan berhenti makan sebelum kenyang merupakan anjuran dalam berpuasa yang
sangat erat dengan hikmah puasa dari dimensi kesehatan.
Hikmah puasa
dari dimensi kesehatan terkait erat dengan bahan gizi yang dikomsumsi dan
kinerja metabolisme dalam tubuh seseorang menyegerakan dengan makanan yang
manais-manis akan segera dapat menyediakan sumber glukosa drah yang akan di
bongkar menjadi energi,sehingga tubuh kita akan segara buigar dan bertenaga
kembali Hal ini akan mencegah timbulnya glukogenesis yaitu penyediaan glukosa
darah untuk energi dari bahan selain karbonhidrat misalnya dari asam lemak atau
protein.
Hikmah
kesehatan dalam berpuasa tersebut di atas merupakan hikmah kesehatan
fisik.Hikmah kesehatan mental juga merupakan hikmah kesehatan dalam berpuasa
.Berpuasa di harapakan mampu menjadikan diri kita mempuyai stabilitas mental
yang pari purna dan mampu menghilangkan peyakit iri, dengki, ria
sombong,takabbur,dan lain sebagainya .Berpuasa identik dengan mengendalikan
diri, termasuk mengendalikan diri dari munculnya peyakit hati.Dengan demikian
dengan berpuasa kita berharap mendapatkan himah kesehatan, baik kesehatan fisik
dan mental.
Perencanaan pemenuhan kecukupan gizi
Zat gizi
sangat berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia. Sayangnya, kita masih
mengalami gizi kurang dan gizi buruk karena kurangnya asupan zat makanan
bergizi. Selain itu, upaya pemerintah selalu ada, tapi terkadang setelah sampai
di target, sasarannya menjadi kurang pas karena pemahaman masyarakat mengenai
pemenuhan gizi masih minim. Ternyata, gizi yang baik dan berkualitas tak harus
mahal.
Persoalan
gizi seolah menjadi tema yang tak pernah kering dibahas karena menyangkut
sumberdaya manusia. Sebenarnya masalah gizi apa yang kerap terjadi di
masyarakat kita saat ini? Masalah gizi makro dan gizi mikro. Masalah makronya
kurang kalori protein, sehingga marasmus dan kwasiorkor. Kadang tidak
terdeteksi dan itu memberi dampak berat. Sedangkan masalah gizi mikro yang umum
adalah anemia, kekurangan vitamin A, gondok, defisiensi zink dan selenium.
Masalah gizi terjadi di Indonesia dan itu sudah ada tendensi termasuk di
Sulsel. Yang paling banyak adalah defisiensi vitamin A, gondok, defisiensi
yodium dan anemia.
Perencanaan
pemenuhan kebutuhan gizi (kecukupan kalori dan protein )dapat dilakukan melaui
7 langkah utama,yaitu sebagai berikut:
- Menentukan kebutuhan energi
pada umumnya
perhitungan energi orang dewasa menggunakan teori BMR.Dengan demikian di hitung
dulu basal metabolismenya dengan cara-cara yang di uraikan dimuka atau memakai
cara menghitung yang praktis meskipun kasar,yaitu:
BMR =
1kalori /kg berat badan /jam
Setelah
ditemukan,kemudian hitung energi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang
eksternal (kesehatan fisik ),dan keadaan fisiologis tertentu (misalnya dalam keadaan
pregenansi dan laktasi) .Makanan merupakan campuran dari ketiga zat sumber
sumber energi dengan proporsi yang berbeda -beda.mnaka pengaruh dari campuran
tersebut juga berbeda berkisar antara 6-30 % praktisnya bisa di ambil saja
rata-rata 10 % .penentuan kebutuhan energi (kalori) juga dapat menggunakan
berbagai tabel kebutuhan enrgi (kalori) berdasarkan umur dan jenis kelamin
serta Aktivitas yang di lakukanya.
- Menentukan kebutuhan protein untuk menentukan kebutuhan protein dapat dilakukan melalui tabel.
- Memperhatikan zat gizi bahan pangan yang ingindi gunakan yaitu memperhatikan bahan yang akan dimakan .Hal ini untuk mengetahui kandungan kalori, karbonhidrat ,lemak ,protein ,dan air.Untuk kepentingan ini dapat menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan RI .Dalam menggunakan daftar komposisi Bahan Makanan perlu di perhatikan bydd(berat yang dapat dimakan). Pemilihan menu harus disesuaikan dengan pola makan yang bersangkutan ,seperti kebiasaan memakan nasi dengan jumlah tertentu,adnya buah dan sayur pantangan, adanya buah dan sayur kesukaan,dan juga kebiasaan minum susu.
4. Upaya
pemenuhan menu empat sehat 5 sempurna .
- Menggunakan ratio Karbonhidrat : lemak, protein dengan perbandingan :
Karbonhidarat:
Lemak: Protein
50 20 30
6.
Menggunakan prinsip halalan dan thoyiban
Makanan yang
di halalkan untuk umat islam dapat di kaji dalam AL-quran dan AL Hadits
,sedangkan konsepsi thoyiban tidak saja menyangkut baik dalam hal cara
memperolehnya,tetapi juga baik, bahwa makanan tersebut harus mampu mendukung
pertumbuhan, perkembangan ,dan kesehatan.Thoyiban juga mempuyai makna makanan
tersebut di sukai konsumen dan diterima secvara antropologis yang berbasi
budaya dan tradisi lokal. Makanan yang thoyyiban juga punya makna, makanan
tersebut idak mengandung toksikan nabati, bahan anti gizi, cemaran mokro
organisme, dan cemaran bahan kimia beracun dan berbahaya.
Dalam bomb
kalori meter oksidasi 1 gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kalori, 1 gram lemak
9,45 kalori dan 1 gram mprotein 5,56 kalori. Didalam tubuh keadaannya
berlainan, baik karbohidrat, lemak maupun protein tidak seluruhnya dapat
terbakar, karena adanya kehilangan-kehilangan dalam proses pencernaan dan
ekskresi. Karena itu oleh Atwater dan Bryant disarankan agar supaya dilakukan
reduksi sebanyak 2 %untuk karbohidrat, 5 % untuk lemak dan 29,2 % untuk
protein. Sehingga setelah dihitung dengan pembulatan-pembulatan diperoleh angka
sebagai berikut:
1 gram
karbohidrat 4 kalori
1 gram lemak
9 kalori
1 gram
protein 4 kalori
7.
Konversikan kebutuhan kalori dan protein pada kelima bahan makanaan dan hitung
kembali kesesuaiannya. Contoh:
Tabel rencana pemenuhan gizi
Jenis bahan pangan
|
kalori
|
K
|
L
|
P
|
300 gr beras giling
|
100
|
226,7
|
2,1
|
20,4
|
100 gr daging kambing
|
154
|
0
|
0,2
|
16,6
|
100 gr tahu
|
68
|
1,6
|
4,6
|
7,8
|
100 gr selada air
|
11,73
|
2,07
|
0,207
|
1,173
|
150 gr jeruk manis
|
48,6
|
12,096
|
0,216
|
0,54
|
500 gr susu kental
|
1680
|
275
|
5,0
|
41
|
total
|
3042,23
|
527,466
|
66,323
|
87,513
|
C.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagi
makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting bagi
kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat
menyeababkan kita sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan
penyakit. Dalam konteks islam sebagai agama samawi yang membawa misi rahmatan
lilalamin sangat memperhatikan makanan pemeluknya. Ajaran manusia harus makan
dapat kita jumpai pada surat al-anbiya ayat 8, Al A’raaf: 19, Al Baqarah: 35,
Yasin: 33, 57, dan lain sebagainya. Sedangkan anjuran makan makanan yang halan
dan thoyyibah, kita jumpai dalam beberapa ayat diantaranya adalah Al Baqarah:
168, Al Maidah;88, dan An Nahl:144. Makna thoyyiban tidak saja menyangkut bahwa
makanan tersebut adalah baik dari segi cara memperolehnya, tetapi punya makna
dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang memakannya.
2. Standart
kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
- Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
- Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
3. Kebutuhan
kalori (energi) perhari
- Orang kurus BB x 40-60 kalori
- Orang normal BB x 30 kalori
- Orang gemuk BB x 20 kalori
- Orang Obesitas BB x (10 x15) kalori
4. Standart
kecukupan gizi untuk BALITA
Untuk
menjamin pertumbuhan,perkembangan,dan kesehatan BALITA,maka perlu asupan gizi
yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen
Kesehatan RI untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan 1,5 mangkok nasi (@ 200g)
atau padananya,0,5 ikan (50g) atau padananya,2 tempe (@ 25 g) atau padanannya,
semangkok sayur (1000g),seiris buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas
susu (200 ml) Bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan 2 mangkok nasi (@200g) atau
padanannya,1 ikan (50 kg) atau padananya 3 tempe (@25g) atau padanannya ,i,5
mangkok sayur (100 g) ,2 iris buah pepaya(@100g) atau padanannya, dan segelas
susu (200 ml).Asupan gizi tersebut akan menjamin tercukupinya kebutuhan kalori
untuk BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari dan kebutuhan protein untuk
BALITA antara 16-20 g/anak /hari.
5. Menurut
informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting bagi
ibu hamil adalah sebagai berikut:
Tabel
kebutuhan gizi ibu hamil
Bahan gizi
|
Kebutuhan
|
||
Trisemester
I
|
Trisemester
II
|
Trisemester
III
|
|
Kalori
(karbohidrat, dan lemak)
|
2140
kalori
|
2200
kalori
|
2020
kalori
|
protein
|
75 g
|
75 g
|
70 g
|
kalsium
|
1,1 g
|
1,1 g
|
1,0 g
|
besi
|
13 g
|
14 g
|
13 g
|
6. Standart
kebutuhan gizi bagi ibu menyusui
Untuk
menjamin kesehatan ibu menyusui dan pertumbuhan/ perkembangan bayi maka perlu
asupan gizi yang cukup.menurut anjuran makanan satu hari yang Dikeluarkan oleh
departemen Kesehatan RI untuk ibu yang menyusui membutuhkan 5 mangkok nasi (@
200 g) atau padanannya , 2 ikan (50g) atau padananya tempe (@ 25 g) atau
padanannya,3 mangkok sayur (100 g), dua irs buah pepaya (100 g) atau
padanannya,dan segelas susu (200 ml.)
7. Sehat
bagi orang yang berpuasa.
Hikmah puasa
dari dimensi kesehatan merupakan hikmah yang selalu kita bisa rasakan jika kita
mampu berpuasa sesuai yang di contohkan oleh Rasullulloh SAW. Berpuasa sesuai
dengan tuntunan rasulluloh merupakan modal besar bagi di perolehanya hikmah
puasa dari dimensi kesehatan. Anjuran meyegarakan berpuasa dengan makanan yang
manis-manis, mengakhirkan waktu sahur, dan tidak lapar kecuali telah lapar dan
akan berhenti makan sebelum kenyang merupakan anjuran dalam berpuasa yang
sangat erat dengan hikmah puasa dari dimensi kesehatan.
8.
Perencanaan pemenuhan kebutuhan gizi (kecukupan kalori dan protein )dapat
dilakukan melaui 7 langkah utama,yaitu sebagai berikut:
- Menentukan kebutuhan energi
- Menentukan kebutuhan protein
- memperhatikan zat gizi bahan pangan yang ingin di gunakan yaitu memperhatikan bahan yang akan dimakan .
- Upaya pemenuhan menu empat sehat 5 sempurna .
- Menggunakan ratio Karbonhidrat : lemak, protein dengan perbandingan :
Karbonhidarat:
Lemak: Protein
50 20 30
- Menggunakan prinsip halalan dan thoyiban
- konversikan kebutuhan kalori dan protein pada kelima bahan makanaan dan hitung kembali kesesuaiannya.
B.
Saran
ddig-presentation
Kami tahu
bahwa didakam penulisan didalam makalah ini masih banyak terjadi
kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
mambangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Krisno,
agus, DR. Dasar-dasar ilmu gizi. UMM PRESS. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar