MAKALAH GIZI
CAIRAN DALAM TUBUH DAN
MINERAL
DISUSUN OLEH:
WIDHIA LESTARI P17424311097
REGULER B TINGKAT I
PRODI DIII KEBIDANAN
PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
2011 / 2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Cairan dalam Tubuh dan
Mineral”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Gizi dalam Kesehatan reproduksi yang diampu
oleh Bp. Ir. Endo Djarjito, MPPM
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bp. Ir. Endo Djarjito, MPPM
selaku dosen pengampu mata kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi DIII Kebidanan
Purwokerto.
2.
Kedua orang tua
penulis
3. Teman-teman prodi D
III Kebidanan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang.
4. Seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah.
Kritik dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca dan dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Purwokerto, Maret 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
......... HALAMAN JUDUL……..................................................................... i
......... KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B.
Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
A. Air
dan Cairan Tubuh..................................................................... 2
B. Distribusi
Cairan Tubuh.................................................................. 2
C. Fungsi Air....................................................................................... 3
D. Keseimbangan
Air.......................................................................... 4
E. Kebutuhan
Air................................................................................ 4
F. Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit.............................................. 5
G. Pengaturan
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit........................... 6
H. Ketidakseimbangan
Cairan dan Elektrolit...................................... 6
I. Keseimbangan
Asam dan Basa....................................................... 6
J. Mineral............................................................................................ 7
K. Sumber
Mineral............................................................................... 9
L. Keracunan
Karena Mineral............................................................. 9
BAB
III PENUTUP................................................................................... 39
A. Kesimpulan...................................................................................... 39
B. Saran
............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 40
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Cairan tubuh
berkaitan erat dengan mineral yang larut di dalamnya. Semua proses kehidupan
berlangsung di dalam cairan tubuh yang mengandung mineral. Pengaturan konsumsi
air sangat diperlukan, konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang yang
terjadi melalui perubahan yang dilakukan oleh mulut, hipotalamus dan perut.
Walaupun rasa haus mengatur konsumsi air, dalam keadaan kehilangan air yang
terjadi secara cepat, makanisme ini sering
tidak dapat pada waktunya mengganti air yang di perlukan.
Selain itu juga
tubuh melakukan mekanisme pengaturan pengeluaran air yang di atur oleh ginjal
dan otak. Mekanisme ini tidak berjalan apabila seseorang tidak minum air dalan
jumlah cukup. Selain air, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme,
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
B. TUJUAN
PENULISAN
a. Tujuan
Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang cairan tubuh dan mineral yang diperlukan oleh
tubuh, manfaat yang diberikan serta sistem pengeturan didalam tubuh
b. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi tentang
cairan tubuh dan mineral.
BAB II
ISI
A. Air
dan Cairan Tubuh
Tubuh dapat
bertahan selama berminggu – minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari
tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55 – 60%
dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body
mass). Angka ini lebih besar untuk anak – anak. Pada proses menua manusia
kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan,
sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa
kehilangan cairan ekstraselular. Kandungan air tubuh relative berbeda
antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh
yang mengandung relative lebih banyak otot mengandung lebih banyak air,
sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada
laki – laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda
lebih banyak daripada orang tua. Sel – sel yang aktif secara metabolic, seperti
sel – sel otot dan visera (alat – alat yang terdapat dalam rongga badan,
seperti paru – paru, jantung dan jeroan)
mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel – sel jaringan
tulang dan gigi paling rendah.
B. Distribusi
Cairan Tubuh
Cairan tubuh
merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan
intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel
tersebut dan berada didalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang
cocok pula. Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan interstial atau
interselular (sebagian besar) yang terdapat di sela – sela sel dan cairan intravascular
berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami
penggantian bagian – bagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen
dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostatis/tetap. Keseimbangan
cairan di setiap komparetemen menentukan volume dan tekanan darah.
Cairan
tubuh total
45
1
|
||
Ekstraselular
15
1
|
Intraselular
30
1
|
|
Darah/
intervaskular
3
1
Na:K
= 28:1
|
Interselular/
interestial
12
1
Na:K
= 28:1
|
Na:K
= 1:10
|
Seseorang yang
mempunyai berat badan 70kg mengandung kurang lebih 45 liter air, 30 liter
diantaranya merupakan cairang intraseluler dan 15 liter cairan ekstraseluler.
Seperlima dari cairan ekstraseluler (3 liter) adalah cairan intravascular dan
selebihnya (12 liter) cairan interseluler (termasuk cairan serebrospinal,
sekresi saluran cerna, cairan dalam mata dan telinga).
C. Fungsi
Air
Air memiliki
baerbagai fungsi dalam proses vital tubuh.
1. Pelarut dan alat angkut.
Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,
asam amino, lemak, protein, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang
diperlukan tubuh seperti oksigen dan hormone-hormon. Zat-zat gizi dan hormone
ini dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Disamping itu, air sebagai pelarut
mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida dan ureum untuk
dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal.
2. Katalisator.
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologic dalam sel,
termasuk di dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah dan
menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
3. Pelumas.
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilisator pertumbuhan.
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini
air berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur suhu.
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme
energy diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuh pada 37oC. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim
didalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu
segera disalurkan keluar. Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini
dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh. Kehilangan panas melalui
kulit merupakan 25% dari pengeluaran energy basal. Kehilangan air yang terjadi
sebanyak 350-700 ml/hari pada suhu dan kelembaban lingkungan normal dinamakan kehilangan air insensible atau secara
tidak sadar. Lemak dibawah kulit berperan sebagai bahan isolasi yang mengurangi
kecepatan panas hilang dari tubuh.
6. Peredam benturan.
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
D. Keseimbangan
Air
Keseimbangan
cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar
tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam
tubuhsetiap waktu berada di dalam jumlah yang tetap atau konstan. Ketidakseimbangan
terjadi pada dehidrasi (kelebihan air
secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri
atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh
sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan
sebagai urine, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulitdan
paru-paru.
Keseimbangan
Air
Masukan
Air
|
Jumlah
(ml)
|
Ekskresi/Keluaran
air
|
Jumlah
(ml)
|
Cairan 550 - 1500
Makanan 700 - 1000
Air
metabolic 200 - 300
1450 –
2800
|
Ginjal 500 - 1400
Kulit 450 - 900
Paru-paru 350
Feses 150
1450 –
2800
|
Dari
table diatas dapat dilihat bahwa volume yang diperoleh dari minuman hampir sama
dengan volume urine, dan bahwa jumlahnya hanya merupakan separuh dari jumlah
masukan dan keluaranair secara keseluruhan.
E. Kebutuhan
Air
Kebutuhan
air sehari dinyatakan sebegai proporsi terhadap jumlah energy yang dikeluarkan
tubuh dealam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa diperlukan
sebanyak 1,0 – 1,5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5 ml/kkal.
Bila
konsentrasi garam naik:
Rangsangan
terhadap kelenjar pituitari
|
Bila
aliran darah berkurang:
Ginjal
mengeluarkan enzim renin
|
Renin
Renin
mengubah angiotensinogen menjadi bentuk aktif angiotensin
|
Kelenjar
pituitari melepas hormon antidiuretika/ADH
|
Angiotensin
ADH
Kelenjar
adrenal mengeluarkan aldosteron
|
Pembuluh
darah mengkerut, meningkatkan tekanan darah
|
Ginjal
menahan atrium dan air, dengan demikian meningkatkan tekanan darah
|
Disamping sumber air yang nyata berupa air dan
minuman lain, hamper semua makanan mengandung air. Sebagian besar buah dan
sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam dan ikan sampai
70-80%. Air juga dihasilkan didalam tubuh sebagai hasil metabolism energi.
F. Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit
Tubuh
harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai di dalam cairan
tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini
penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus–menerus berada di
dalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan didalam maupun diluar
sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan
tubuh. Sel-sel tubuh mengatur kemana garam harus bergerak dengan demikian
menetapkan kemana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam.
Kecenderungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.
G. Pengaturan
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Membrane
sel mengandung alat transport berupa protein yang mengatur penyebrangan ion
positif dan bahan lain melalui membrane sel tersebut. Ion negatif akan
mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi
konsentrasinya. Salah satu contoh alat transport ini adalah pompa
natrium-kalium, suatu enzim yang memompa natrium keluar lebih cepat daripada
proses difusi biasa. Pada waktu yang sama, kalium akan di pompa ke dalam sel.
Pompa ini secara aktif mempertukarkan natrium dengan kalium melalui membrane
sel, dngan demikian mempertahankan tingkat konsentrasi masing-masing
elektrolit. Pompa ini menggunakan ATP sebagai sumber energy dan enzim
natrium-kalium ATP-ase guna melepas energy dari ATP.
H. Ketidakseimbangan
Cairan dan Elekrolit
Secara
normal,tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Ini terjadi bila
keseimbangan terjadi Dalam jumlahan banyak sekaligus, seperti pada
muntah-muntah,diare,berkeringat luar biasa,terbakar,luka/perdarahan,dan
sebagainya. Dalam keadaan ini elektrolit pertama yang hilang adalah natrium dan
klorida, karena keduanya merupakan elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh.
Biasanya perlu segera diberikan cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang
paling sederhana dan dikenal masyarakat adalah oralit atau larutan gula
garam(LGG). Bila terjdi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit perlu segera
dilakukan tindakan medis khusus.
I. Keseimbangan
Asam dan Basa
Disamping
untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit,ion juga digunakan tubuh untuk
mengatur tingkat keasaman/pH cairan tbuh.pH normal untuk berbagi cairan tubuh
adalah sebagai berikut:
·
darah :
7,35-7,45
·
pancreas :
8,00
·
lambung : <2,00
·
urin : 6,00
1.
Pengaturan oleh Sistem
Buffer
Beberapa jenis
elektrolit dan protein dalam cairan tubuh bertindak sebagai buffer dalam
melindungi tubuh teerhadap kemungkinan perubahan dalam pH dengan cara
menetralisasi asam atau basa bersangkutan. System buffer tubuh merupakan lini
pertahanan pertama terhadap perubahan keseimbangan asam-basa cairan tubuh.
2.
Pengaturan melalui
system Ekskresi
Sistem lain yang
melindungi tubuh terhadap perubahan pH adalah paru-paru,kulit dan ginjal. Bila
terlalu banyak asam menumpuk di dalam tubuh berupa asam karbonat, kecepatan
pernafasan akan meningkat dan karbon dioksida akan lebih banyak dikeluarkan.
Bila basa yang menumpuk pernafasan akan diperlambat, karbon doksid akan ditahan
lebih banyan di dalam tubuh yang kemudian membentuk lebih banyak asam karbonat.
Kulit akan mengeluarkan lebih banyak keringat asam, dan saluran air mat akan
mengubah komposisi air mata.
Ginjal merupakan
alat pengstur keseimbangan asam basa utama dalam system ekskresi. Dalam hal ini
ginjal akan memilih ion yang harus dikeluarkan dan yang harus dipertahankan di
dalam tubuh. Makanan m empengaruhi pH urin. Makanan yang menghasilkan abu asam
cenderung menghasilkan urin yang lebih asam. Klor,sulfur,dan fosfor dalam
larutan air membentuk asam, oleh karena itu menghasilkan urin yang bersifat
asam. Unsur-unsur yang membentuk asam ini terutama terutama terdapat dalam bahan
makanan sumber protein seperti daging,ayam,ikan dan telur serda dalam serealia
utuh. Sebaliknya, makanan yang menghasilkan abu basa cenderung mengurangi
tingkat keasaman urin. Unsur mineral yang bersifat basa dalam larutan adalah
kalsium, natrium dan magnesium. Unsur-unsur ini terutama terdapat dalam
kacang-kacangan, sayuran dan buah.
J. Mineral
Mineral
merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari
hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium berasal dari hormone tiroksin.
Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama
sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di
dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim,
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transef-transfer ikatan penting
melalui membrane sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan syaraf terhadap
rangsangan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro
dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah kecil mikro dalam tubuh kurang
dari 15 mg hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial.
Jumlah itu setiap waktu bisa berubah.
1.
Ketersediaan Biologik
Mineral
Walaupun bahan
makanan mengandung berbagai mineral untuk kepeerluan tubuh, namun tidak
semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya (ketersediaan
biologic adalah tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh
tubuh). Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna
atau tidak diabsorpsi dengan baik.
2.
Interaksi Mineral
dengan Mineral
Mineral yang
mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu
sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersedian biologiknya.
Contohnya magnesium, kalsium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2.
Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian
pula kebanyakan makan seng akan akan menghambat absorpsi tembaga. Oleh karena
itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen mineral tanpa
berkonsultasi dengan dokter.
3.
Interaksi Vitamin
dengan Mineral
Vitamin C
meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D
kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan mineral
untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya, koenzim tiamin
membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.
4.
Interaksi Serat dengan
Mineral
Ketersediaan
biologic mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan non mineral di dalam
makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacaangan dan serealia dan asam oksalat
dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium,
zat besi, seng dan magnesium.
K. Sumber
Mineral
Sumber
paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak
terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan
dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal
dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologi lebih tinggi dari pada yang
berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan
pengikat mineral dari pada makanan nabati.
L. Keracunan
karena Mineral
Mineral
dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan (toksik). Pekerja tambang
bila tidak berhati-hati dapat mengalami keracunan mineral, terutama mangan.
Sifat toksik ini perlu mendapat perhatian dalam penggunaan suplemen.
1.
Mineral Makro
Yang
termasuk mineral makro antara lain:
a. Natrium (Na)
Natrium adalah
kation utama dalam cairan ekstraselular. 35-40% natrium ada di dalam kerangka
tubuh. Cairan salurann cerna,seperti cairan empedu dan pancreas, mengandung
banyak natrium. Sumber utama adalah garam dapur atau NaCl. Garam dapur di dalam
makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet.
·
Absorpsi dan Metabolisme
Natrium
Hampir seluruh
natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) di absorpsi, terutama di usus
halus. Natrium yang di absorpsi di bawa oleh aliran darah ke ginjal. Kelebihan
natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang di konsumsi, dikeluarkan
melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang
dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron
merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
·
Fungsi Natrium
Sebagai kation
utama dalam cairan ekstraselular, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam
kompartemen tersebut. Natrium lah yang sebagian besar mengatur tekanan osmosis
yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Secara
normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara nattrium di luar sel dan kalium
di dalam sel. Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan, air
akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyababkan
terjadinya pembengkakan atau edema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan
juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel
untuk mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ektraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah.
Natrium menjaga
keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk
asam. Natrium berperan dalam tranmisi syaraf dan kontraksi otot. Natrium
berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain
melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.
·
Perkiraan Kebutuhan
Natrium
Taksiran
kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan
anatrium di dasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium
melalui keringat dan sekresi lain.
·
Sumber Natrium
Sumber natrium
adalah garam dapur, mono sodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur.
·
Akibat Kekurangan
Natrium
Kekurangan
matrium menyebabkan kejang,apatis,dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan
natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila
menjalankan diet yang sangat terbatas dalam natrium. Bila kadar natrium darah
turun, perlu diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan.
·
Akibat kelebihan
natrium
Kelebihan
natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema
dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi
natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat
menimbulkan hipertensi.
b. Klor
(Cl)
Klor merupakan
anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat badan. Konsentrasi
klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang
belakang), lambung dan pancreas. Bila bereaksi dngan natrium atau hydrogen,
klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negative (Cl-).
·
Absorpsi dan ekskresi
Klor
Klor hampir
seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urin dan
keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat
dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar
keringat.
·
Fungsi klor
Klor berperan
dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak secara
bebas melintasi memban sel dan berasosiasi dengan natrium atau kalium.
·
Perkiraan keebutuhan klor
Kebutuhan minimum klor per ahri ditaksir sebanyak 750
mg.
·
Sumber Klor
Sebagian besar
klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam dapur. Beberapa sayuran
dan buah-buahan merupakan sumber klor.
c. Kalium
(K)
Seperti halnya
natrium, kalium merupakan ion bermuatan positive, akan tetapi berbeda dengan
natrium, kalium terutama terdapat di dalam sel. Perbandingan natrium dengan
kalium didalam cairan intreselular adalah 1:10 , sedangkan di dalam cairan
ekstraselular 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh berada didalam cairan
intraselular.
·
Absorpsi dan ekskreesi
Kalium
Kalium di absorpsi
dengan mudah dalam usus halus. sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskesi
melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat
dan cairan lambung.
·
Fungsi Kalium
Di dalam sel
kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologic, terutama
dalam metabolisme energy dan sintesis glikogen dan protein.
·
Perkiraan kebutuhan
kalium
Kebutuhan
minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari.
·
Sumber Kalium
Kalium terdapat
di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama
adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
·
Akibat kekurangan
kalium
Kekurangan
kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau
ginjal.
·
Akibat kelebihan kalium
Kelebihan kalium
akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna atau tidak melalui
saluran cerna melebihi 12,0 g/m2 permukaan tubuh sehari (18 g untuk
orang dewasa) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi.
d. Kalsium
(Ca)
Kalsium
merupakan mineral yang paling banyak terdapata dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari
berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kalsium mengatur
pekerjaan hormon-hormon dan factor pertumbuhan.
·
Absorpsi dan ekskresi
kalsium
Kemampuan
absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan
usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu
duodenum.
·
Fungsi Kalsium
Pembentukan Tulang
Sebagai bagian
integral dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium. Selama
pertumbuhan proses klasifikasi berlangsung terus dengan cepat sehingga pada
saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang dapat menyangga berat tubuh. Pada
ujung tulang panjang ada bagian yang berpori yang dinamakan trabekula, yang menyadiakan suplai
kalsium siap paki guna mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah.
Pembentukan gigi
Mineral yang
membentuk dendit dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi
adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang. Akan tetapi Kristal dalam gigi lebih padat
dan kadar airnya lebih tendah.
Mengatur pembekuan
darah
Bila terjadi
luka ion kalsium di dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida tromboplasti
dari platelet darah yang terluka.
Katalisator
reaksi-reaksi biologic
Kontraksi otot
Pada waktu otot
berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot yaitu aktin
dan myosin.
·
Pengendalian kalsium
dalam darah
Kalsium di dalam
serum berada dalam tiga bentuk yaitu bentuk ion bebas (50%), bentuk anion
kompleks terikat dengan fosfat, bikarbonat atau sitrat (5%) dan bentuk terikat
dengan protein terutama dengan albumin atau globulin (45%).
·
Sumber Kalsium
Sumber kalsium
utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Serealia, kacang-kacangan dan
hasil kacang-kacangan, tahu an temped an sayuran hijau merupakan sumber kalsium
yang baim juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banak zat yang menghambat
penyerapan kalsium seperi serat, fitrat dan oksalat
·
Akibat kekurangan
kalsium
Dapat
menyababkan osteomalasia yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi
kalsium terhadap fosfor.
·
Akibak kelebihan
kalsium
Dapat
menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. disamping itu dapat menyababkan
konstipasi (sulit buang air besar).
e. Fosfor
Fosfor merupakan
mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih
85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat yaitu sebagian
dari Kristal hidroksiatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut.
·
Absorpsi dan
metabolisme fosfor
Fosfor dapat
diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah di
hidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal
dari ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapid dan 50-70% fosfor
berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang
dewasa. Bila konsumsifosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari
konsumsi fosfor.
·
Fungsi
Klasifikasi tulang dan
gigi
Mengatur pengalihan
energy
Absorpsi dan
transportasi zat gizi
Bagian dari ikatan
tubuh esensial
Pengaturan keseimbangan
asam-basa
·
Sumber fosfor
Fosfor terdapat
pada semua makanan terutama makanan kaya protein seperti daging, ayam, ikan,
telur, dan susu.
·
Akibat kekurangan
Fosfor
Kekurangan
fosfor bisa terjadi mengunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung.
Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
·
Akibat kelebihan fosfor
Bila kadar
fosfor darah terlalu tinggi ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.
f. Magnesium
Magnesium adalah
kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan intraselular.
Magnesium di dalam alam merupakn bagian dari klorofil daun.
·
Absorpsi Magnesium
Magnesium
terutama diabsorsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut
aktif dan secar difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya
sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%.
Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh factor-faktor yang sama yang mempengaruhi
absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam
makanan turun, absorpsi magnesium meningkat.
·
Funsi magnesium
Sebagai katalisator
dalam berbagai reaksi-reaksi biologic
Di dalam cairan
ekstraselular berperan sdalam tranmisi saraf,kontraksi otot,pembekuan darah.
Mencegah kerusakan gigi
·
Sumber Magnesium
Adalah sayuran
hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu dan cokelat.
·
Akibat kekurangan
magnesium
Menyebabkan
kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang,
gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
g. Sulfur
Merupakan bagian
dari zat-zat esensial seperti tiamin dan biotin serta asam amino metionin dan
sistein. Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Sulfur sebsgian besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO 2-4.
Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat
dalam plasma dan konsentrasi rendah.
2.
Mineral mikro
Mineral mikro terdapat jumlah yang sangat kecil didalam tubuh,
namun mempunyai peran esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi.
Kandungan mineral mikro bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi
mineral mikro asal bahan makanan tersebut. Widya karya nasional pangan dan gizi
tahun 2004 telah menetapkan angka kecukupan rata-rata sehari untuk mineral
mikro besi (Fe), seng(Zn), iodium (I), selenium (Se), mangan (Mn) dan Flour (
F). Di amerika serikat, selain itu, ditetapkan juga angka antarbatas sementara
yang dianggap aman dan cukup untuk dikonsumsi bagi mineral mikro tembaga (Cu),
krom (Cr), dan molibden ( Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro
arsen ( As), nikel (Ni), silikon (Si), dan boron (Bo) masih dalam penelitian.
a. Besi
Besi merupakan mineral mikro
yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3
sampai 5 gr didalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi
esensial didalam tubuh: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam sel dan sebagai bagian terpadu
berbagai reaksi enzim didalam karingan tubuh. Walaupun terdapat luas didalam
makanan banyak penduduk dunia mengalami kekurangan besi, termasuk di Indonesia.
Kekurangan besi sejak 30 tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produksifitas
kerja, penampilan, kognitif, dan sistem kekebalan.
·
Absorbsi, transportasi, dan
penyimpanan Besi
Tubuh sangat efisien dalam
pengguanaan besi. Sebelum diabsorbsi, di dalam lambung besi di bebaskan dari
organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri di reduksi
menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung dengan
adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam makanan. Absorbsi terutama
terjadi di bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein
khusus. Ada dua jenis alat angkut protein di dalam sel mukosa usus halus yang
membantu penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin. Transferin, protein
yang di sintesis didalam hati terdapat dalam dua bentuk. Tranferin mukosa
mengangkut besi dari saluran cerna kedalam sel mukosa dan memindahkannya ke
transferin reseptor yang ada di dalam sel mukosa. Perifin yang bersirkulasi di
dalam darah mencerminkan simpanan besi di dalam tubuh. Pengukuran perifin di
dalam serum merupakan indikator prnting untuk menilai status besi. Menggunakan
suplemen besi dosis tinggi dapat untuk jangka waktu panjang atau sering
mendapat transfusi darah dapat menimbulkan penumpukkan besi secara berlebihan
di dalam hati. Simpanan besi terutama dalam bentuk hemisideri yang tidak larut
air dapat menimbulkan hemosiderosis yang tidak baik untuk tubuh. Ferifin dapat
dengan cepat di bentuk dan di pecah untuk memenuhi kebutuhan tubuh segera akan
besi. Hemosiderin di bentuk bila besi darah terlalu tinggi dan pemecahannya
berlangsung lebih lambat.
·
Faktor yang Mempengaruhi
Absorbsi Besi
Banyak faktor berpengaruh
terhadap absorbsi besi. Bentuk besi di dalam darah berpengaruh terhadap
penyerapannya. Besi-hem, yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin
yang terdapat di dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada
besi-nonhem. Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging. Ayam dan ikan terdapat
sebagai besi-hem dan selebihnya sebagai nonhem. Besi-nonhem juga terdapat di
dalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis
buah-buahan. Makan besi-hem dan nonhem secara bersama dapat meningkatkan
penyerapan besi nonhem. Daging, ayam, dam ikan mengandung suatu faktor yang
membantu penyerapan besi. Faktor ini terdiri atas asam amino yang mengikat besi
dan membantu penyerapannya. Susu sapi, keju dan telur tidak mengadung faktor
ini hingga tidak dapat membantu penyerapan besi.
Asam organik, seperti vitamin
E sangat membantu penyerapan besi-non m dengan merubah bentuk feri menjadi
bentuk fero. Seperti telah dijelaskan, bentuk fero lebih mudah diserap. Vitamin
C disamping itu membentuk bungkus besi- askorbat yang tetap larut pada PH lebih
tinggi dalam duodenum. Oleh kerena itu sangat dianjurkan memakan makanan sumber
vitamin C tiap kali makan. Asam organik lain adalah asam sitrat.
Asam fitat dan faktor lain di
dalam serat serealia dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat penyerapan
besi. Faktor-faktor ini mengikat besi, sehingga mempersulit penyerapannya.
Protein kedelai menurunkan absorbsi besi yang mungkin di sebabkan oleh nilai
fitat yang tinggi. Karena kedelai dan hasil olahnya mempunyai kandungan besi
yang tinggi, pengaruh akhir terhadap absorbsi besi biasanya positif. Vitamin C
dalam jumlah cukupdapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambat
penyerapan besi ini.
Tanin yang merupakan
polifenol dan terdapat di dalam teh. Kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah
juga menghambat absorbsi besi dengan cara mengikatnya. Bila besi tubuh tidak
terlalu tinggi, sebaiknya tidak minum teh atau kopi awktu makan. Kalsium dosis
tinggi berupa suplemen menghambat absorbsi besi, namun mekanismenya belum
diketahui dengan pasti. Bayi dapat lebih banyak menyerap besi yang berasal dari
ASI daripada dari susu sapi.
Tingkat keasaman lambung
mengikat daya larut besi. Kekurangan asam klorida di dalam lambung atau
pengguna obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid menghalangi absorbsi
besi..
·
Fungsi Besi
Besi berperan dalam proses
respirasi sel, yaitusebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di dalam
reaksi oksidasi-reduksi.
Metabolisme energi. Di dalam
tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron, yang
berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Beberapa bagian dari
otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang
dipengaruhioleh reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat selama
pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan
tidak dapat diganti setelah dewasa. Akibatnya kepekaan reseptor saraf dopamin
berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya
konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa
sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun.
Sistem kekebalan. Besi
memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respons kekebalan sel oleh
limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukkan sel-sel tersebut, yang
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA.
Pelarut obat-obatan.
Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga
dapat dikeluarkan dari tubuh.
·
Proses Daur Ulang Besi
Sel darah merah rata-rata
berumur kurang lebih 4 bulan, sel-sel hati dan limpa akan mengambilnya dari
darah, memecahnya dan menyiapkan produk-produk pemecahan tersebut untuk
dikeluarkan dari tubuh atau di daur ulang. Zat besi sebagian besar di daur
ulang. Hati mengikatkannya ke transferin darah, yang mengangkutnya kembali ke
sum-sum tulang untuk digunakan kembali membuat sek darah merah baru. Hanya
sedikit sekali besi dikeluarkan dari tubuh, terutama melalui urin, keringat,
dan kulit yang mengelupas. Hanya bila terjadi perdarahan, tubuh bisa lebih
banyak kehilangan besi. Kehilangan besi pada orang dewasa laki-laki kurang
lebih sebanyak 1 mg sehari. Kehilangan besi melalui haid pada perempuan
rata-rata sebanyak 0,5 mg sehari.
·
Angka Kecukupan Besi yang di
anjurkan
Angka kecukupan besi sehari
yang dianjurkan berdsarkan widya karya nasional pangan dan gizi ( 2004) dapat
dilihat dengan tabel berukut.
·
Sumber Besi
Sumber baik besi adalah
makanan hewani seperti daging, ayam, ikan. Sumber baik lainnya adalah telur,
serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Besi
di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang,
dan besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat
tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.
·
Akibat Kekurangan Besi
Defisiensi besi merupakan
defisiensi gizi yang paling umum terdapat, baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti
anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja penghasilan rendah.
Secara klasik defisiensi besi di kaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak
25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh
luas terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar
dan produktifitas kerja. Kehilangan besi dapat terjadi karena komsumsi makanan
yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi. Disamping itu kekurangan besi
dapat terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat
penyakit-penyakit yang mengganggu absorbsi seperti penyakit gastro intestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam 3 tahap, yaitu
ü Tahap
pertama
Terjadi bila simpanan besi
berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga 12 ug/L. Hal
ini di kompensasi dangan peningkatan absorbsi besi yang terlihat dari
peningkatan kemampuan mengikat-besi total (total-tiron dinding kapasity/TIBC). Pada
tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh.
ü Tahap
Kedua
Terlihat dengan habisnya
simpanan besi menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16% pada orang
dewasa dan meningkatnya protoporfirin, yaitu bentuk pendahulu ( precursor)hem. Pada
tahap ini nilai hemoglobin di dalam darah masih terdapat pada 95% nilai normal.
Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehingga menyebabkan menurunnya
kemampuan bekerja.
ü Tahap
Ketiga
Pada tahap ini terjadi anemia
gizi besi, dimana kadar hemoglobin total turun di bawah nilai normal. Anemia
gizi besi berat di tandai oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan
nilai hemoglobin rendah (hipokkromia). Oleh sebab itu anemia gizi besi
dinamakan anemia hipokromik mikrositik. Kekurangan besi pada umumnya
menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya
kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan
gangguan penyembuhan luka. Disamping itu
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi
menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar, dan kehilangan indra rasa.
Hipogeusia biasanya disertai penurunan nafsu makan dan hiposmia atau kehilangan
indra bau. Hal ini biasanya terjadi pada stress akibat terbakar, fraktur
tulang, dan infeksi. Seng tampaknya juga berperan dalam metabolism tulang,
transport oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi
membrane serta proses penggumpalan darah. Karena seng berperan dalam
reaksi-reaksi yang luas, kekurangan seng akan berpengaruh banyak terhadap
jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan.
b.
Seng (Zn)
Tubuh mengandung
2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua sel. Sebagian besar seng berada
di dalam hati, pancreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang banyak
mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa,
kulit, rambut, dan kuku. Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion
intraseluler. Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di
dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian yang cepat.
·
Absorpsi dan metabolisme
Absorpsi
membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng
diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke ahti.
Kelebihan seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa
ke pancreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pancreas seng digunakan untuk
membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran
cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan
pencernaan yang berasal dari pancreas. Sirkulasi seng di dalam tubuh dari
pancreas ke saluran cerna dan kembali ke pancreas dinamakan sirkulasi
enteropankreatik.
·
Faktor-faktor yang
Mengatur Absorpsi Seng
Banyaknya seng
yang diabsorpsi berkisar antara 15-40%. Seperti halnya besi, absorpsi seng
dipengaruhi oleh status seng tubuh. Bila lebih banyak seng yang dibutuhkan,
lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi. Albumin merupakan alat transport
utama seng. Absorpsi seng menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya
dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan.
Sebagian seng
menggunakan alat transport transfrerin, yang juga merupakan alat transport
besi. Dalam keadaan normal kejenuhan transferin akan besi biasanya kurang dari
50%. Absorpsi seng berasal dari ASI labih baik yang berasal dari susu sapi.
·
Ekskresi Seng
Seng dikeluarkan tubuh terutama
melalui feses. Di samping itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh
yang dibuang, seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid, dan mani.
·
Fungsi Seng
Seng memang
peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh. Sebagai bagian dari enzim atau
sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari 200 enzim, seng berperan dalam
berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan
sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nuklea. Seng juga
dihubungkan dngan hormon insulin yang dibentuk di dalam pancreas, walaupun
tidak berperan langsung dalam kegiatan insulin. Peran penting lain adalahsebagai
bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang dikeluarkan dalam
sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim kolagenase, seng berperan pula
dalam sintesis dan degradasi kolagen. Dengan demikian, seng berperan dalam
pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
·
Angka Kecukupan Seng
yang Dianjurkan
Angka kecukupan Seng sahari yang dianjurkan
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) dapat dilihat pada Tabel
11.3.
Table 11.3 Angka kecukupan seng yang
dianjurkan
Golongan
Umur
|
AKS*
(mg)
|
Golongan
Umur
|
AKS*
(mg)
|
0-6
bulan
|
90
|
Wanita
:
|
|
7-11
bulan
|
120
|
10-12
th
|
120
|
1-3
tahun
|
120
|
13-15
th
|
150
|
4-6
tahun
|
120
|
16-18
th
|
150
|
7-9
tahun
|
120
|
19-29
th
|
150
|
30-49
th
|
150
|
||
Pria
:
|
50-64
th
|
150
|
|
10-12
th
|
120
|
≥
65 th
|
150
|
13-15
th
|
150
|
||
16-18
th
|
150
|
Hamil
:
|
+
50
|
19-29
th
|
150
|
||
30-49
th
|
150
|
Menyusui
:
|
|
50-64
th
|
150
|
0-6
bl
|
+
50
|
≥
65 th
|
150
|
7-12
bl
|
+
50
|
Sumber
: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan Seng
·
Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani,
terutama daging, hati, kerang, dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga
merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologic yang rendah.
·
Akibat Kekurangan Seng
Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan,
yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan
seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan
terganggu, karena gangguan fungsi pancreas, gangguan pembentukan kilomikron dan
kerusakan permukaan saluran cerna. Di samping itu dapat terjadi diare dan
gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat system saraf
dan fungsi otak. Karena kekurangan seng mengganggu metabolism vitamin A, sering
terlihat gejala yang terdapat pada kekurangan vitamin A. Kekurangan seng juga
mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolism, gangguan nafsu makan,
penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka.
·
Akibat Kelebihan Seng
Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG
menurunkan absorpsi tembaga. Pada hewan hal ini menyebabkan degenerasi otot
jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolism kolesterol,
mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya
aterosklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah,
diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen
seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan di
dalam kaleng yang dilapisi seng.
c. Iodium
(I)
Iodium ada
di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih
0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari iodium ini ada di
dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormone tiroksin,
tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3) (lihat
Gambar 11.3). Hormon-hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan
fisik dan mental hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam jaringan lain,
terutama di dalam kelenjar-kelenjar ludah, payudara, dan lambung serta di dalam
ginjal. Di dalam darah yodium terdapat dalam bentuk iodium bebas atau terikat
dengan protein (Protein-Bound Iodine/PBI)
I H I H
HO O CH2CHNH2COOH Tetraiodotironin (T4)
atau
Tiroksin
I H I H
I H I H
HO O CH2CHNH2COOH Triiodotironin (T3)
H I H
Gambar 11.3 Struktur kimia tiroksin
atau tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3)
Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukkan luasnya pengaruh defisiensi iodium
tersebut. Hingga sekarang masalah gangguan akibat kekurangan iodium terdapat luas
di seluruh dunia termasuk Indonesia, dan penanggulangannya merupakan salah satu
prioritas utama program WHO.
·
Ekologi dan Demografi
Defisiensi Iodium
Iodium berada
dalam suatu siklus di alam. Sebagian besar iodium ada di laut, sebagian
kemudian merembes, dibawa hujan, angina, dan banjir ke tanah dan gunung di
sekitarnya. Iodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam.
Air berasal dari sumur dalam tersebut dapat merupakan sumber iodium. Daerah
pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang
mengandung iodium, terutama pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah
hujan tinggi yang mengalir ke sungai. Iodium di dalam tanah dan laut terdapat
sebagai iodida. Ion iodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur iodium
yang mudah menguap. Iodium ini kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan.
Pengembalian iodium ke tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan
kehilangan semula, dan banjir berulang kali akan menyebabkan kekurangan iodium
dalam tanah. Hasil pertanian dari daerah ini mengalami kekurangan iodium,
sehingga manusia dan hewan yang bergantung pada hasil tanaman daerah tersebut
akan mengalami kekurangan iodium.
·
Absorpsi dan Ekskresi
Iodium dengan
mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari adalah sebanyak
100-150 ug sehari. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan
dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organic di dalam makanan hewani hanya
separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Di dalam darah, iodium
terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat
mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% diantaranya berada dalam kelenjar tiroid. Di
dalam kelenjar ini iodium digunakan untuk mensintesis hormon-hormon
triiodotironin (T3) dan tiroksin atau tetraiodotironin (T4),
bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 µg iodium sehari untuk
memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar
tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme
ini diatur oleh hormone yang merangsang tiroid (Thyroid Stimulating
Hormone/TSH) dan Hormon Tirotrofin/TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary untuk mengatur sekresi tiroid. Hormone
tiroksin kemudian dibawa darah ke sel-sel sasaran dan hati, di dalam sel-sel
sasaran dan hati tiroksin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan.
·
Fungsi Iodium
Iodium merupakan
bagian integral dari kedua macam hormone tiroksin triiodotironin (T3)
dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormone-hormon ini adalah
mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormone tiroid mengontrol kecepatan tiap
sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormone tiroid mengontrol kecepatan
pelepasan energy dari zat gizi yang menghasilkan energy. Tiroksin dapat
merangsang metabolism sampai 30 %. Di samping itu kedua hormone ini mengetur
suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan
saraf. Iodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif
vitamin A, sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dariu saluran cerna.
Iodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah.
·
Angka Kecukupan Iodium
yang Dianjurkan
Angka kecukupan
Iodium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) dapat dilihat pada Tabel 11.4
Tabel 11.4 Angka Kecukupan Iodium
yang Dianjurkan
Golongan
Umur
|
AKI*
(mg)
|
Golongan
Umur
|
AKI*
(mg)
|
0-6
bulan
|
90
|
Wanita
:
|
|
7-11
bulan
|
120
|
10-12
th
|
120
|
1-3
tahun
|
120
|
13-15
th
|
150
|
4-6
tahun
|
120
|
16-18
th
|
150
|
7-9
tahun
|
120
|
19-29
th
|
150
|
30-49
th
|
150
|
||
Pria
:
|
50-64
th
|
150
|
|
10-12
th
|
120
|
≥
65 th
|
150
|
13-15
th
|
150
|
||
16-18
th
|
150
|
Hamil
:
|
+
50
|
19-29
th
|
150
|
||
30-49
th
|
150
|
Menyusui
:
|
|
50-64
th
|
150
|
0-6
bl
|
+
50
|
≥
65 th
|
150
|
7-12
bl
|
+
50
|
Sumber
: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka
Kecukupan Iodium
·
Sumber Iodium
Laut merupakan
sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, dan
kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai,
air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah
pantai mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh tanah itu dari pantai
semakin sedikit pula kandungan iodiumnya, sehingga tanaman yang tumbuh di
daerah tersebut termasuk rumput yang dimakan hewan sedikit sekali atau tidak mengandung
iodium. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui
fortifikasi garam dapur dengan iodium. Fortifikasi garam dengan iodium sudah
diwajibkan di Indonesia.
·
Akibat Kekurangan
Iodium
Pada kekurangan
iodium, konsentrasi hormone tiroid menurun dan hormone perangsang tiroid/TSH
meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak iodium. Bila
kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan
pengambilan iodium oleh kelenjar tersebut. Bila pembesaran ini menampak
dinamakan gondok sederhana. Bila terdapat secara meluas di suatu daerah
dinamakan gondok endemic. Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban,
kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat
mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai
kretinisme. Seorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh
abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak-anak menyebabkan
kemampuan belajar yang rendah.
·
Akibat Kelebihan Iodium
Suplemen iodium
adalah dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid,
seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup
jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
d.
Tembaga (Cu)
Dalam melakukan
fungsinya dalam tubuh, tembaga banyak berinteraksi dengan seng, molibden,
belerang, dan vitamin C. Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50-120 mg. sekitar 40
% ada di dalam otot, 15% di dalam hati, 105 di dalam otak, 6% di dalam darah,
dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh lain. Di dalam
plasma, 60 % dari tembaga terikat pada seruloplasmin, 30% pada transkuprein dan
selebihnya pada albumin dan asam amino.
·
Absorpsi dan Metabolism
Tembaga
Makanan
sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg tembaga. Sebanyak 35-70% diabsorpsi.
Absorpsi sedikit terjadi di dalam lambung dan sebagian besar di bagian atas
usus halus secara aktif dan pasif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein
pengikat –tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng dan
cadmium. Jumlah tembaga yang diabsorpsi diduga dipengaruhi oleh banyaknya
metalotionein di dalam sel mukosa usus halus.
Transport
tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan transkuprein.
Penyimpanan sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks albumin-tembaga.
Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut
ke seluruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan
dari hati sebagai bagian dari empedu. Di dalam saluran cerna, tembaga dapat
diabsorbsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam
tubuh.
Sedikit tembaga
dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid. Tembaga dapat diabsorpsi
kembali oleh ginjal bila tubuh membutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses. Tembaga berinteraksi dengan banyak zat gizi seperti
seng, besi, dan vitamin C. hal ini perlu diperhatikan dalam menggunakan
suplementasi vitamin dan mineral di atas AKG. Seng dan besi dalam jumlah
berlebihan menghambat absorpsi tembaga dan dapat menyebabkan defisiensi
tembaga. Asam askorbat dalam jumlah berlebihan menurunkan kemampuan oksidasi tembaga, dengan demikian
kemampuan fungsional neruloplasmin. Serat dan fitrat ternyata tidak berpengaruh
terhadap absorpsi tembaga.
·
Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga
di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga
mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan
oksigen atau radikal oksigen. Sebagian besar tembaga di dalam sel darah merah
terdapat sebagai metaloenzim superoksida dismutase yang terlibat di dalam
pemunahan radikal bebas (sebagai antioksidan).
Tembaga memegang
peranan dalam mencegah anemia dengan cara :
ü Membantu
absorpsi besi
ü Merangsang
sintesis hemoglobin
ü Melepas
simpanan besi dari ferritin dalam hati
Di samping itu
tembaga berperan dalam pengikatan silang kolagen yang diperlukan untuk menjaga
kekuatannya. Beberapa enzim mengandung tembaga dapat dilihat pada Tabel 11.5.
Table 11.5 Beberapa
enzim yang mengandung tembaga dan fungsinya
Enzim
mengandung tembaga
|
Fungsi
|
Sitokrom
C oksidase
|
Fosforilasi
oksidatif, di dalam mitokondria, memerlukan besi
|
Superoksida
dismutase
|
Anti
oksidan di dalam sitosol
2 O2 + 2 H2O 2 H2O2 +
O2
|
Dopamine-beta-hidroksilase
|
Sintesis
adrenalin dan noradrenalin
|
Tirosinase
|
Tirosin dopa dopakinon
untuk produksi pigmen dalam epidermis
|
Urikase
|
Metabolisme
asam urat di dalam hati dan ginjal
|
Usil
oksidase
|
Kondensasi asam amino ikatan silang elastin dan kolagen
|
Amine
oksidase
|
Plasma
dan jaringan ikat
|
Seruloplasmin
|
Bermacam
aktivitas oksidase
|
Tiol
oksidase
|
Pembentukan
ikatan disulfida
|
` Sumber : Garrow,
J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition
and Dietetics. 1993. Hlm 196.
·
Angka Kecukupan Tembaga
yang Dianjurkan
Kekuranga
tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk tembaga di
Indonesia belum ditentukan. Amerika Serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman
untuk dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.
·
Sumber Tembaga
Tembaga terdapat
luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, hati, ginjal,
kacang-kacangan, ungags, biji-bijian, serealia, dan cokelat. Air juga
mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan dan
sumber air.
·
Akibat Kekurangan
Tembaga
Kekurangan tembaga
jarang terjadi. Kekurangan ini pernah dilihat pada anak-anak kekurangan protein
dan menderita anemia kurang besi serta pada anak-anak yang mengalami diare.
Nutrisi parenteral yang kurang dalam tembaga juga dapat menyebabkan kekurangan
tembaga. Kekurangan tembaga juga dapat terjadi pada bayi lahir premature atau
bayi yang mendapat susu sapi yang komposisi gizinya tidak disesuaikan.
Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolism, di samping itu
terjadi demineralisasi tulang. Gejala klinik kekurangan tembaga dapat dilihat
pada Tabel 11.6.
Table 11.6 Gejala
klinik kekurangan tembaga
Bayi
gagal tumbuh kembang; edema dengan serum albumin rendah.
|
Anemia
dengan perubahan pada metabolism besi
dan perubahan pada jaringan tulang.
|
Gangguan fungsi
kekebalan.
|
Perubahan pada
kerangka tubuh yang dapat menyebabkan patah tulang dan osteoporosis.
|
Hernia dan
pelebaran pembuluh darah karena kegagalan pengikatan-silang kolagen dan
elastin.
|
Depigmentase
rambut dan kulit.
|
Sumber : Garrow, J.S. dan W.P.T. James. Human Nutrition and Dietetics. 1993. Hlm
197.
·
Akibat Kelebihan
Tembaga
Kelebihan
tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat
menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan tembaga dapat terjadi
karena memakan suplemen tembaga, atau menggunakan alat memasak terbuat dari
tembaga, terutama bila digunakan untuk memasak cairan yang bersifat asam.
Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan
diare. Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi, begitupun
nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabkan
kematian.
e.
Mangan (Mn)
·
Absorpsi dan Ekskresi
Mangan
Mekanisme
absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti hanya
dengan mineral mikro lainnya, factor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi
dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein
transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat
terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan
diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
·
Fungsi Mangan
Mangan tampaknya
berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses
metabolism. Beberapa bentuk enzim tersebut adalah glutamin sintetase,
superoksida fesmutase di dalam mitokondria dan piruvat karboksilase yang
berperan dalam metabolism karbohidrat dan lipida. Enzim-enzim lain yang
berkaitan dengan mangan juga berperan dalam sintesis ureum, pembentukan
jaringan ikat dan tulang serta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal
bebas. Defisiensi mangan pada hewan mengganggu metabolism lemak, pertumbuhan,
dan merusak system kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf.
Angka Kecukupan
Mangan sehari yang dianjurkan berdasarka Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) dapat dilihat pada Tabel 11.7.
Table 11.7 Angka
kecukupan mangan yang dianjurkan
Golongan
Umur
|
AKM*
(mg)
|
Golongan
Umur
|
AKM*
(mg)
|
0-6
bl
|
0,003
|
Wanita
:
|
|
7-11
bl
|
0,6
|
10-12
th
|
1,6
|
1-3
th
|
1,2
|
13-15
th
|
1,6
|
4-6
th
|
1,5
|
16-18
th
|
1,6
|
7-9
th
|
1,7
|
19-29
th
|
1,8
|
30-49
th
|
1,8
|
||
Pria
:
|
50-64
th
|
1,8
|
|
10-12
th
|
1,9
|
≥
65 th
|
1,8
|
13-15
th
|
2,2
|
||
16-18
th
|
2,3
|
Hamil
:
|
+
0,2
|
19-29
th
|
2,3
|
||
30-49
th
|
2,3
|
Menyusui
:
|
|
50-64
th
|
2,3
|
0-6
bl
|
+
0,8
|
≥
65 th
|
2,3
|
7-12
bl
|
+
0,8
|
Sumber :
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan
Mangan
·
Akibat Kekurangan
Mangan
Kekurangan
mangan belum pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan
mangan banyak terdapat dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan
steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita
kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot.
Penggunaan suplementasi besi dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat
gizi ini menghambat absorpsi mangan. Kekurangan mangan sering terjadi bersamaan
dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein dapat melindungi tubuh dari
kekurangan mangan.
·
Akibat Kelebihan Mangan
Keracunan karena
kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan.
Pekerja tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka
waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan
tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit Parkinson.
f.
Krom (Cr)
Krom merupakan
mineral esensial yang berperan dalam metabolism karbohidrat dan lipida. Seperti
halnya besi, krom berada dalam berbagai bentuk dengan jumlah muatan berbeda.
Krom paling mudah diabsorpsi dan paling efektif bila berada dalam bentuk Cr+++.
Absorpsi krom naik, bila konsumsi rendah dan turun bila konsumsi tinggi.
·
Absorpsi dan Ekskresi
Krom
Krom dalam
bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom
hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti.
Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media
alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug,
setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh
konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.
Seperti halnya
besi, krom diangkut oleh transferrin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi,
krom dapat diangkut oleh albumin.
·
Fungsi Krom
Krom dibutuhkan
dalam metabolism karbohidrat dan lipida. Krom bekerjasama dengan insulin dalam
memudahkan masuknya glukosa ke dala sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan
energy. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa kekurangan krom dapat
menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsumsi insulin
normal. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip
diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organic factor toleransi
glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi
terhadap glukosa tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini
harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Konsentrasi krom
di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru
yang justru meningkat.
·
Angka Kecukupan Krom
yang Dianjurkan
Kekurangan krom
karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum ditentukan.
Amerika Serikat menetapkan jumlah yang aman untuk dikonsumsi oleh orang dewasa
adalah sebanyak 50-200 ug sehari.
·
Sumber
Sumber krom
terbaik adalah makanan nabati. Kandungan krom dalam tanaman bergantung pada
jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran mengandung 30 hingga 50
ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut
dan daging juga merupakan sumber krom yang baik.
·
Akibat Kelebihan Krom
Kelebihan krom
karena makanan belum perbah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah industry dan
cat yang mengandung krom tinggi dikaitka dengan kejadian penyakit hati dan
kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6. Tubuh tidak dapat
mengoksidasi krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk
valensi 6 yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan
kanker paru-paru.
g.
Selenium (Se)
Jumlah selenium
dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung pada kandungan selenium dalam tanah
dan konsumsi makanan. Konsumsi orang dewasa berkisar antara 20-30 µg,
bergantung pada kandungan tanah. Selenium baru dianggap zat gizi esensial sejak
tahun 1957. Selenium terbukti dapat mencegah timbulnya penyakit hati pada tikus
yang menderita kekurangan vitamin E. pada tahun 1973 ditemukan bahwa selenium
adalah mineral mikro yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation
peroksidase.
·
Absorpsi dan Ekskresi
Selenium
Selenium berada dalam
makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium
terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut ileh
albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tumbuh dalam keadaan
kekurangan selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melalui
urin.
·
Fungsi Selenium
Enzim glutation
peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida yang
terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida
dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak-tidak
jenuh yang ada pada membrane sel, sehingga merusak membrane sel tersebut.
Selenium bekerjasama dengan vitamin E dalam perannya sebagai antioksidan.
Selenium berperan serta dalam system enzim yang mencegah terjadinya radikal
bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E
menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian
konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggunaan vitamin E.
Selenium dan
vitamin E melindungi membrane sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi
oksigen dan hydrogen pada akhir rantai metabolism, memindahkan ion melalui
membrane sel dan membantu sintesis immunoglobulin dan ubikinon. Glutation
peroksidase berperan di dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E
di dalam membrane sel.
Karena selenium
mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro ini mempunyai
potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degenerative lain. Bukti
tentang hal ini belum cukup untuk menganjurkan penggunaan selenium sebagai
suplemen. Enzim tergantung selenium lain adalah glisin reduktase yang ditemukan
di dalam system bakteri. Selenium juga merupakan bagian dari kompleks asam
aminom RNA.
·
Angka Kecukupan Selenium
yang Dianjurkan
Angka kecukupan
Selenium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004) dapat dilihat pada Tabel 11.8.
Table 11.8 Angka
Kecukupan Selenium yang Dianjurkan
Golongan
Umur
|
AKS*
(mcg)
|
Golongan
Umur
|
AKS*
(mcg)
|
0-6
bl
|
5
|
Wanita
:
|
|
7-11
bl
|
10
|
10-12
th
|
20
|
1-3
th
|
17
|
13-15
th
|
30
|
4-6
th
|
20
|
16-18
th
|
30
|
7-9
th
|
20
|
19-29
th
|
30
|
30-49
th
|
30
|
||
Pria
:
|
50-64
th
|
30
|
|
10-12
th
|
20
|
≥
65 th
|
30
|
13-15
th
|
30
|
||
16-18
th
|
30
|
Hamil
:
|
+
5
|
19-29
th
|
30
|
||
30-49
th
|
30
|
Menyusui
:
|
|
50-64
th
|
30
|
0-6
bl
|
+
10
|
≥
65 th
|
30
|
7-12
bl
|
+
10
|
Sumber :
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan
Selenium
·
Sumber Selenium
Sumber utama
selenium adalah makanan laut, hati, dan ginjal. Daging dan unggas juga
merupakan sumber selenium yang baik. Kendungan selenium dalam serealia,
biji-bijian, dan kacang-kacangan bergantung pada kondisi tanah tempat tumbuhnya
bahan makanan tersebut. Kandungan selenium pada sayur dan buah tergolong
rendah. Daftar komposisi bahan makanan belum memuat kandungan selenium bahan
makanan.
·
Akibat Kekurangan
Selenium
Kekurangan
selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum banyak diketahui.
Pada tahu 1979 para ahli dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium
tubuh dengan penyakit Keshan, dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot
jantung yang terutama terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (Keshan
adalah sebuah propinsi di Cina). Penyakit Keshan-Beck pada anak remaja
menyebabkan rasa kaku, pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang
diikuti oleh osteoarthritis secara umum, yang terutama dirasakan pada siku,
lutut, dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat makanan parenteral total yang
pada umumnya tidak mengandung selenium menunjukkan aktivitas glutation peroksidase
rendah dan kadar selenium dalam plasma dan sel darah merah yang rendah.
Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi kardiomiopati.
Pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang rendah. Kekurangan selenium
dan vitamin E juga dihubungkan dengan penyakit jantung.
·
Akibat Kelebihan
Selenium
Dosis tinggi
selenium (> 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut dan kuku
rontok, serta luka pada kulit dan system saraf. Kecenderungan menggunakan
suplemen selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati,
jangan sampai terjadi dosis berlebihan.
h.
Molibden (Mo)
Molibden bekerja
sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidase, sulfat oksidase,
dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti
oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit
berperan dalam pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis pembentukan
sulfat dari sulfit. Absorpsi molibden sangat efektif (kurang lebih 80%).
Molibden dalam jumlah berlebihan menghambat absorpsi tembaga. Akibat kekurangan
molibden karena makanan belum pernah terlihat. Molibden terdapat dalam jumlah
sedikit sekali dalam tubuh, segera diabsorpsi dari saluran cerna, dan
diekskresi melalui urin. Kekurangan molibden pernah terlihat pada pasien yang
mendapat makanan parental total. Gejalanya adalah mudah tersinggung, pikiran
kacau, peningkatan laju pernapasan dan denyut jantung yang dapat berakhir
dengan pingsan.
·
Sumber Molibden
Nilai molibden
dalam makanan bergantung pada lingkungan dimana makanan tersebut ditanam.
Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh dan kacang-kacangan. Konsumsi
yang dianggap aman adalah sebanyak 75-250 µg sehari untuk orang dewasa dan
15-20 µg sehari untuk anak-anak. Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan
sindroma mirip penyakit gout, disertai peningkatan nilai molibden, asam urat
dan oksidase xantin di dalam darah. Konsumsi sampai 0,54 mg sehari dapat
menyebabkan kehilangan tembaga melalui urin.
i.
Fluor (F)
Fluor terdapat
di dalam tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Hanya sedikit sekali ada di
dalam tubuh manusia, namun peranannya penting.
·
Fungsi Fluor
Fluor dianggap
zat gizi esensial karena peranannya dalam mineralisasi tulang dan pengerasan
email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama terbentuk Kristal
hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian fluor akan
menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk
fluoroapatit. Pembentukan fluoroapatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap
kerusakan.
·
Fluorodisasi dan Karies
Gigi
Kekurangan fluor
akan menyebabkan kerusakan gigi/karies gigi. Melalui fluorodisasi air minum,
masyarakat terutama anak-anak akan terlindung dari karies gigi ini. Penambahan
fluoride pada pasta gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.
·
Fluorodisasi dan
Osteoporosis
Fluor diduga
dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orangtua.
Angka kecukupan fluor sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (2004) dapat dilihat pada Tabel 11.9.
Tabel 11.9 Angka
kecukupan fluor yang dianjurkan
Golongan
Umur
|
AKF*
(mg)
|
Golongan
Umur
|
AKF*
(mg)
|
0-6
bl
|
0,01
|
Wanita
:
|
|
7-11
bl
|
0,4
|
10-12
th
|
1,9
|
1-3
th
|
0,6
|
13-15
th
|
2,4
|
4-6
th
|
0,9
|
16-18
th
|
2,5
|
7-9
th
|
1,2
|
19-29
th
|
2,5
|
30-49
th
|
2,7
|
||
Pria
:
|
50-64
th
|
2,7
|
|
10-12
th
|
1,7
|
≥
65 th
|
2,7
|
13-15
th
|
2,4
|
||
16-18
th
|
2,7
|
Hamil
:
|
+
0
|
19-29
th
|
3,0
|
||
30-49
th
|
3,1
|
Menyusui
:
|
|
50-64
th
|
3,1
|
0-6
bl
|
+
0
|
≥
65 th
|
3,1
|
7-12
bl
|
+
0
|
Sumber :
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan
Fluor
·
Akibat Kekurangan Fluor
Kekurangan fluor
terjadi di daerah dimana air minum kurang mengandung fluor. Akibatnya adalah
kerusakan gigi dan keropos tulang pada orangtua.
·
Akibat Kelebihan Fluor
Kelebihan fluor
dapat menyebabkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada dosis sangat tinggi atau
setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari.
Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuningan), mulas,
diare, sakit di daerah dada, gatal, dan muntah.
·
Konsumsi Fluor
Makanan
sehari-hari mengandung fluor, namun sumber utama adalah air minum. Konsumsi
fluor yang dianggap cukup dan aman adalah 1,5-4,0 mg/sehari. Hendaknya air
minum mengalami fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian fluor/1 juta bagian
air (1 ppm), yang berarti 1 mg/L air. Air yang diperoleh melalui Perusahaan Air
Minum (PAM) sudah difluorodisasi.
j.
Kobal (Co)
Sebagian besar
kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12. Plasma darah mengandung
kurang lebih 1 µg kobal/100 ml.
·
Absorpsi dan Ekskresi
Kobal
Absorpsi kobal terjadi pada
bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorpsi besi. Absorpsi meningkat
bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin,
selebihnya melalui feses dan keringat.
·
Fungsi Kobal
Akan komponen
vitamin B12 (kobalamin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan
sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga berperan
dalam fungsi berbagai enzim.
·
Sumber Kobal
Mikroorganisme
dapat membentuk vitamin B12. Hewan memamah biak memperoleh kobalamin
melalui hubungan simbiosis dengan mikroorganisme dalam saluran cerna. Manusia
tidak dapat melakukan simbiosis ini, sehingga harus memperoleh kobalamin dari
makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung
sedikit kobal, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya. Pengikut
vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-hati terhadap kemungkinan
kekurangan vitamin B12.
·
Mikro Mineral Lain :
Kebutuhan Belum Ditetapkan
Kegunaan mineral
mikro lain untuk manusia belum diketahui dengan pasti. Pengetahuan yang ada banyak diperoleh dari
hasil penelitian dengan hewan.
ü Silicon
(Si)
Silicon baru
dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu. Konsentrasi tertinggi
terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat. Silicon berperan dalam memulai
klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesis kolagen. Silicon diabsorpsi dalam
bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urin. Konsentrasi rata-rata dalam
plasma adalah 0,5 µg/liter. Silicon terutama terdapat dalam makanan nabati
terutama biji-bijian dan serealia utuh. Bir mengandung silicon dalam
konsentrasi tinggi.
ü Vanadium
(Va)
Vanadium berasal
dari nama dewi Skandinavia yang menggambarkan kecantikan, kemudaan, dan
kekemilauan. Vanadium diduga berperan dalam fungsi enzim-enzim yang berkaitan
dengan fosforilasi. Vanadium diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tulang serta untuk reproduksi normal. Sumber baik vanadium adalah serealia dan
hasilnya. Daging, ikan, dan unggas merupaka sumber yang sedang.
ü Timah
(Pb)
Timah dalam
jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai kontaminasi lingkungan.
Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus meningkatkan pertumbuhan. Timah
cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon. Timah mempunyai
pengaruh induksi terhadap enzim oksigenase hem, yang menyebabkan pemecahan hem
dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem.
ü Nikel
(Ni)
Nikel pada tahun
1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk ayam, tikus, dan kambing. Nikel
terdapat di dalam DNA dan RNA. Fungsinya mungkin menstabilisasi struktur asam
nukleat dan protei atau sebagai kofaktor atau komponen structural berbagai
enzim. Kekurangan nikel dapat menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh lain. Sumber
baik nikel adalah kacang-kacangan, serealia, dan produk serealia. Makanan
hewani hanya sedikit mengandung nikel.
ü Arsen
(As) dan Boron ( Bo)
Arsen diduga
merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya masih memerlukan penelitian
lebih lanjut. Penelitian pada tikus dan anjing percobaan menunjukkan bahwa boro
berpengaruh terhadap metabolism mineral makro. Suplementasi boron pada
perempuan sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium dan
demineralisasi tulang.
Mineral mikro
lain yang masih memerlukan pembuktian tentang kegunaannya adalah Perak (Ag),
Merkuri (Hg), Stanum (Sn), Barium (Ba), Kadmium (Cd), dan Arsen (As).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam
tubuh manusia dibutuhkan kebutuhan cairan yang cukup. Tubuh dapat bertahan
berminggu-minggu tanpa makanan tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air
merupakan bagian utama tubuh, tubuh yang mengandung relative banyak otot
mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada
non atlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan
kandungan air pada anak muda lebiih banyak daripada orang tua. Yang termasuk mineral makro: natrium,
klorida, kalium, kalsiu, fosfor, magnesium, sulfur. Dan yang termasuk mineral
makro antara lain adalah besi, seng, iodium, selenium, klor, tembaga, krom,
molibden.
B. SARAN
Untuk
mengembangkan potensi sumber daya manusia dan mencapai tingkat kehidupan yang
lebih bermutu serta usia yang lebih panjang, factor pemenuhan gizi salah
satunya cairan tubuh dan mineral memainkan peran yang sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama
Proverawati
Atikah, dkk.2011.Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Kesehatan.Jogjakarta: Nuha Medika.
Sediaoetama,
AD. 1985.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan
Profesi.Jakarta:Dian Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar