Selasa, 25 September 2012

roleplay perbedaan jenis kelamin anak


ROLE PLAY
PERAN :
Annisa Ratri Handayani         : Asisten bidan
Dewi Ratnawati                      : Azam
Ira Nuryani                             : Ayah mertua
Listianingrum                         : Ibu mertua
Nurul Emiati                           : Susi
Sara Miranti                           : Bidan
Widhia Lestari                                    : Ayu












BABAK 1
Disuatu desa tepatnya di desa Kesemek, terdapat sebuah keluarga kecil yang harmonis. Didalam keluarga tersebut terdiri dari sepasang suami istri dan orang tua dari suami, mereka hidup rukun. Sepasang suami tersebut bernama Azam dan Ayu mereka baru saja menikah 3 bulan yang lalu. Saat diruang keluarga…
Ibu mertua           : “ Azam Ayu, bagaimana ni ko’ belum ada kabar tentang cucu, kami sudah ingin menimang cucu loh,,” (sambil tersenyum dan bergurau).
Ayu                      : “ Iya bu, bapak sabar ya kami juga sudah berusaha,,,”(sambil tersenyum).
Azam                   : ” Iya ibu bapak, yang sabar ya, mau gimana lagi, kan belum dikasih..”
Ayah mertua       : “ Iya Zam kami slalu doakan ko,,semoga cepat dikasih anak laki – laki ya,,,, hahaha” ( sambil tertawa )
Ibu mertua           : “ loh ko laki-laki pak, jangan lah perempuan aja laah..”( menyaut percakapan)
Ayu                      : “ Amin pak, laki-laki atau perempuan sama saja, yang penting sehat” (tersenyum)
Ayah mertua       : “ Bapak pinginnya laki-laki, kan bapak pengin punya cucu yang bisa main sepak bola bareng kakungnya “
Ibu mertua           : “ Ibu kan pengen beli baju kecil yang cantik-cantik pak, buat cucu kita” ( menyaut )
Ayah mertua       : “ Nah kalian  penginya punya anak laki-laki dulu apa perempuan dulu?” ( bertanya kepada Ayu dan Azam)
Azam                   : “ Saya penginya laki-laki dulu, nantikan kalau laki-laki dulu bisa njagain adik – adiknya...” (tersenyum )
Ibu mertua           : “ Nah kamu Ayu…?”
Ayu                      : “ Kalau saya sama aja bu…”( tersenyum)
Ibu  mertua          : “ Ya sudah, ibu ikut saja lah, yang penting punya cucu”
Ayah mertua       : “ Iya bu, yang penting punya cucu, tapi bapak pengen banget laki-laki Zam”
Ibu mertua           : “ Loh, gimana bapak ini, katanya ngikut saja, tapi tetep pengen laki-laki” (sambil memandang bapak)
Ayah                    : “ Kan cuma pengen bu, yang ngasih kan Allah, ibu juga pengen cucu perempuan tadi,,” (tersenyum)
BABAK 2
            Dari percakapan diruang tamu tadi Azam dan Ayu pun memikirkan dan berbincang -bincang kembali didalam kamar.
Ayu                   : “ Mas, nanti anak pertama kita laki-laki atau perempuan ya?”
Azam                : “ Ya aku nggak tau de, aku si nebaknya laki-laki”
Azam                : “ Nah, kamu sendiri dee penginya anak kita laki-laki dulu atau perempuan dulu?”
Ayu                   : “ Laki-laki atau perempuan sama aja”
Azam                : “ Menurut aku, kalau anak pertama laki-laki kan jadi bisa jagain adenya”
Ayu                   : “ Tapi kalau perempuan dulu biasanya lebih peduli, bisa bantu momong ade-ade nya mas”
Azam                : “ Terus gimana? Kamu pingin anak kita perempuan?”
Ayu                   : “ Nggak juga mas, aku agak pengen anak laki-laki”
Azam                : “ Ya udah kita berusaha ya biar dapet anak laki-laki,,, hehe”
Ayu                   : “ Ya paling kita cuma bisa berdoa, kan Allah yang menentukan”
Azam                : “ Kalau secara ilmiah, kira-kira ada teorinya nggak ya, tentang jenis kelamin anak?”
Ayu                   : “ Apa iya ada? Jenis kelamin nggak bisa di tentukan sendiri dong, kan kita cuma bisa bikin”
Azam                : “ Mungkin aja ada, apa besok kita tanyakan saja ke bu bidan ya, sekalian konsultasi biar kita cepet punya anak”
Ayu                   : “ Iya ide yang bagus mas,, bidan yang bagus dimana ya…?”
Azam                : “ Coba ade tanya ke temen ade yang sedang hamil, pasti dia udah coba ke bidan”
Ayu                   : “ Ya mas coba besok ade tanya ke Susi ya, dia kan lagi hamil pasti udah pernah ke bidan..”
Azam                : “ Ya de tanya Susi aja….udah malem nih de, bobo yuh ngantuk…”
Ayu                   : “ Iya ni, aku juga udah ngantuk..”
BABAK  3
            Akhirnya Azam dan Ayu pun tidur dan keesokan harinya Ayu menelpon Susi untuk menanyakan kebidan mana sebaiknya yang akan dikunjungi Ayu dan Azam untuk berkonsultasi.
Ayu                   : “ Halo Assalamu’alaikum,,,?”
Susi                   : “ Wa’alaikumsalam,,,?”
Ayu                   : “ Halo Susi gimana kabarnya?”
Susi                   : “ Baik Yu,, kamu gimana kabarnya,,?”
Ayu                   : “ Alhamdulilah baik Sus, ngomong-ngomong kamu udah hamil berapa bulan           ni?”
Susi                   : “ Udah 7 bulan nih,, kamu gimana udah hamil belum?”
Ayu                   : “ Wah udah besar ya, aku belum nih Sus, makanya aku mau tanya ke kamu niatnya aku sama Azam mau konsultasi ke bidan tapi bingung mau konsultasi bidan mana…”
Susi                   : “ Kamu mau konsultasi tentang apa Yu?”
Ayu                   ; “ Niatnya mau konsultasi biar cepat hamil soalnya mertuaku udah nanyain terus, udah pingin punya cucu Sus, makanya aku bingung”.
Susi                   : “ Ohh gitu,, kamu konsultasi aja ke bidan Evarina di desa Karang manis itu loh,, aku juga konsultasinya disana, bidannya ramah Yu, enak di ajak ngobrol, tapi antrinya panjang“
Ayu                   : “ Ooh, ya udah besok aku sama mas Azam konsultasi kesana aja, maksih ya Sus sarannya”
Susi                   ; “ Ya Yu,,sama-sama, nanti kalau udah hamil kabari aku ya..”
Ayu                   : “ Beres Sus, udah dulu ya..”
Susi                   : “ Iya”
Ayu                   : :Assalamu’alaikum”
Susi                   : “Wa’alaikumsalam”
BABAK 4
            Keesokan harinya berdasarkan saran dari Susi, akhirnya Ayu dan Azam pun menuju ke bidan Evarina untuk  konsultasi. Setelah beberapa menit mengantri, akhirnya Ayu dan Azam dipersilahkan masuk oleh asisten bidan Evarina”.
Asisten bidan    : “ Silahkan masuk Bu”
Ayu                   : “ Iya, makasih mba”
Ayu dan            : “ Assalamu’alaikum “
Azam 
Bidan                : “ Wa’alaikumsalam, silahkan masuk pak bu,,,silahkan duduk”
(kemudian asisten bidan menutup pintu)
Ayu dan            : “ Iya terimakasih Bu”
Azam
Bidan                : “ Perkenalkan ibu bapak, saya bidan Evarina, ada yang bisa saya bantu?”
Ayu                   : “ Iya bu bidan kami disini mau konsultasi.”
Bidan                : “ Baik bu sebelunya saya data dulu ya bu…?”
Ayu                   :  “ Iya bu bidan”
Bidan                : “ Ibu namanya siapa?”
Ayu                   : “ Ayu bu”
Bidan                : “ Umurnya berapa ya bu?”
Ayu                   : “ 25 tahun”
Bidan                : “ Alamatnya dimana bu?”
Ayu                   : “ Di desa Kesemek”
Bidan                : “ Pekerjaanya apa ya bu?’
Ayu                   : “ Ibu rumah tangga Bu”
Bidan                : “ Agamanya apa bu ?”
Ayu                   : “ Agama saya Islam”
Bidan                : “ Iya untuk bapak, namanya siapa ya pak?’
Azam                : “ Nama saya Azam bu”
Bidan                : “ Umurnya berapa pak?”
Azam                : “ 26 tahun”
Bidan                : “ Pekerjaannya apa pak?”
Azam                : “ Wiraswasta”
Bidan                : “ Agamanya apa pak ?’
Azam                : “ Islam”
Bidan                : “ Ya baik untuk datanya sudah cukup, silahkan ibu bapak apa yang ingin dikonsultasian?”
Ayu                   : “ Begini bu bidan kami kan sudah menikah selama 3 bulan, tapi sampai sekarang  saya belum juga hamil, gimana ya?”
Bidan                : “ Apakah ibu dan bapak setiap kali melakukan hubuangan ketika ibu sedang masa subur?”
Ayu                   : “ Nggak tau bu bidan, saya belum terlalu paham menentukan masa subur saya?”
Azam                : “ Emangnya kenapa bu bidan?”
Bidan                : “ Begini ibu bapak, kalau misal ingin cepat mendapatkan momongan  sebaiknya setiap kali melakukan hubungan itu ketika istri dalam masa subur ”
Ayu                   : “ Oh begitu ya bu bidan, terus untuk menentukan masa subur itu gimana?”
Bidan                : “Begini bu, masa subur itu bisa ditentukan berdasarkan hari menstruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari (Ida bagus gede manuaba,dkk, 2009). Nah ibu biasanya menstruasi tanggal berapa?”
Ayu                   : “ Biasnya mulainya tanggal 5an Bu..”
Bidan                : “Nah, berarti menstruasi ibu hari pertama tanggal 5, kemudian perhitungan minggu  suburnya adalah tanggal 17-24, itu dari perhitungan (5 +12) dan berlangsung tujuh hari berarti ditambah tujuh hari. Jadi minggu saat ibu masa subur itu kira – kira tanggal 17 – 24 dari perhitungan tadi ya bu..”
Ayu                   : “Oohh begitu“
Azam                : “Berarti kalau misalnya kami pengen cepat punya anak kami melakukan hubungan skitar tanggal 17-24?“
Bidan                : “ Iya pak, sebaiknya seperti itu, karena pada saat subur sel telur yang ada pada wanita itu sudah matang dan siap untuk dibuahi, sebenarnya sel telur hanya bertahan 24 jam namun kita tidak tahu kapan, sehingga di ambil waktu 7 hari untuk memperkirakannya”
Azam                : “Seperti itu ya bu bidan, nah kalau misalnya kami ingin anak pertama laki-laki bagaimana bu bidan apa mungkin ada caranya?”
Bidan                : “Untuk jenis kelamin itu semuakan kehendak Allah ya pak, kita sebagai manusia cuma bisa berdoa dan berusaha, dan untuk secara medisnya memang ada teorinya..”
Azam                : “Nah teorinya bagaimana bu bidan?”
Bidan                : “Begini, untuk seorang wanita itu sendirikan memiliki kromosom XX itu membawa sifat perempuan, sedangkan laki-laki itu memiliki spermatozoa dengan kromosom XY, X nya itu perempuan dan Y nya itu laki – laki, jadi kalau misanya ibu dan bapak menginginkan anak laki – laki itu dari kromosom Y yang dibawa oleh laki – laki ( suami), seperti itu ibu pak.”
Azam                : “Nah untuk sifat spermatozoa X dan Y itu sendiri gimana bu bidan?”
Bidan                : “Untuk spermatozoa itu sendirikan aktif ya pak karena mempunyai ekor dan leher yang mengandung energy, nah untuk  karakteristik spermatozoa Y itu kecil, lincah, tahan dengan situasi basa, sedangkan spermatozoa X itu besar, agak lamban, dan tahan terhadap situasi asam, untuk  kriteria vagina itu  makin kedalam situasi vagina itu makin basa. Makin mendekati tempat terjadinya  pelepasan telur, dan juga dalam situasi orgasme, situasi vagina makin basa. Perubahan situasi keseimbangan asam – basa vagina dapat diusahakan dari luar dengan makanan atau mencuci vagina sebelum hubungan seks dengan soda kue untuk situasi basa, dan asam cuka untuk situasi asam (Ida bagus gede manuaba,dkk, 2009).”
Ayu                   : “Ohh begitu ya bu bidan ,,,nah trus bagaimana upaya kami untuk mendapatkan jenis kelamin bayi berdasarkan jenis kromoson yang bu bidan tadi jelaskan.?”
Bidan                : “Ada upaya sederhana untuk mendapatkan jenis kelamin bayi berdasarkan jenis kromosomnya, yaitu pengaturan jenis spermatozoa oleh orgasme.”
Azam                : “ Maksudnya?”
Bidan                : “Jadi gini pak, untuk menentukan jenis kelamin bayi. Yaitu jika ingin jenis kelamin laki – laki, maka suami itu banyak makan daging saat melakukan hubungan penis dimasukan sedalam mungkin dan dipertahankan, karena tidak tahan basa, maka spermatozoa X (pembawa jenis kelamin perempuan) lebih banyak mati, kemudian untuk ibu, itu harus mencapai orgasme terlebih dahulu. Nah jika ingin jenis kelamin perempuan, untuk suami itu banyak makan sayur, saat orgasme penis dikeluarkan setengah dari liang senggama, karena tidak tahan asam maka spermatozoa Y banyak yang mati, (Ida bagus gede manuaba,dkk, 2009) seperti itu pak menurut teori, tapi tetap kita sebagai makhluk ciptaan Allah hanya bisa berusaha, hasilnya kita serahkan sama Allah.”
Ayu                   : ”Oh begitu ya bu bidan ternya menentukan jenis kelamin juga ada teorinya,,,hehehe”.
Azam                : “ Ya bu bidan kami sudah jelas, terima kasih bu bidan atas penjelasnya”
Ayu                   : “ Iya bu bidan terima kasih banyak atas penjelasan dan infonya”
Bidan                : “Iya bu pak sama – sama semoga bermanfaat ya bu pak, dan semoga cepat dikasih momongan. Amin”
Azam dan Ayu            : “ Aamiin,,,,terimakasih bu bidan,”
            Azam dan Ayu pun pulang, dengan hati yang tenang dan gembira mendapatkan informasi yang penting untuk mereka. Singkat cerita, akhirnya 1 bulan kemudan Ayu pun hamil. Menginjak kehamilan yang ke 8 bulan Ayu dan Azam melakukan USG, sepulang dari rumah sakit ..
Ayu                   : “Assalamu’alaikum”
Ibu mertua        : “Wa’alaikumsalam, gimana tadi USGnya?
Azam                : “Alhamdulillah bu, cucu ibu sehat, kepalanya sudah di bawah, dan Alhamdulillah cucu ibu insyaallah laki-laki”
Ayah mertua     : “Alhamdulillah bu, bapak senang sekali, gimana bu, cucu kita laki-laki tuh?”
Ibu mertua        : “Alhamdulillah pak, meskipun ibu ingin cucu perempuan, tapi nggak papa kalau di kasih laki-laki, yang penting sehat”
Azam                : “Iya bu, tenang aja, insyaallah cucu kedua perempuan, hehe” (sambil tersenyum memandang Ayu)
            Azam dan Ayu sangat bahagia saat-saat menjelang kelahiran anak pertama mereka, Ibupun bahagia meski awalnya ibu menginginkan anak perempuan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar